kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.966.000   6.000   0,31%
  • USD/IDR 16.765   92,00   0,55%
  • IDX 6.749   26,11   0,39%
  • KOMPAS100 973   5,13   0,53%
  • LQ45 757   3,47   0,46%
  • ISSI 214   1,25   0,59%
  • IDX30 393   1,62   0,42%
  • IDXHIDIV20 470   -0,32   -0,07%
  • IDX80 110   0,74   0,67%
  • IDXV30 115   -0,27   -0,24%
  • IDXQ30 129   0,23   0,18%

Simak langkah Super Indo perbesar bisnis di Jawa


Senin, 10 November 2014 / 19:35 WIB
Simak langkah Super Indo perbesar bisnis di Jawa
ILUSTRASI. Persaingan pasar small sport utility vehicle (SUV) di Indonesia makin ketat pada 2023.


Reporter: Namira Daufina | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA.PT Lion Super Indo, pemilik gerai ritel modern Super Indo mengaku masih akan fokus pada pengembangan gerai di Jawa dan Jabodetabek. Untuk itu di bulan terakhir 2014 ini, Super Indo akan membuka 2 gerai miliknya di Mojokerto, Jombang dan Semarang. Gerai baru ini akan menggenapi total gerai Super Indo di 2014 menjadi 124 gerai.

Pertumbuhan gerai Super Indo memang terbilang minim dibanding pelaku bisnis ritel lain di Indonesia. Sebagai informasi, di akhir 2013 Super Indo memiliki 116 gerai, sampai Oktober 2014 baru bertambah 5 gerai menjadi 121 gerai. Jabodetabek menjadi pusat tersebarnya gerai-gerai Super Indo, lebih dari 60 gerai. Sedangkan untuk luar Jawa hanya ada di Palembang, Sumatera Selatan.

Super Indo fokus menyediakan produk-produk segar langsung dari para petani dan supplier mitra mereka di daerah tersebut. “50% produk Super Indo yang segar merupakan kekuatan kami di pasar,” kata Dept. Head of Corporate Communication & Sustainability PT Lion Super Indo D. Yuvlinda Susanta, kepada KONTAN, Senin (10/11).

Menyasar pasar menengah dengan tujuan belanja mingguan, Super Indo memilih fokus akan kualitas produk sesuai standar daripada memperbesar ekspansi gerai mereka.
Super Indo sendiri merupakan anak usaha yang dinaungi oleh Salim Group dan Delhaize Group asal Belgia. Berdiri sejak 1997, Superindo telah tersebar di 17 kota besar di Indonesia.

Sedangkan untuk Delhaize Group merupakan jaringan food retail dan supermarket yang sudah tersebar di 3 benua dan 7 negara dunia yakni Belgia, Luxemburg, Serbia, Rumania, Yunani, Amerika dan Indonesia. “Untuk saham dipegang 50% oleh Salim Group dan 50% oleh Delhaize Group,” jelas Yuvlinda. Dengan begitu maka kinerja dan standar kualitas harus disesuaikan dengan jaringan Delhaize Group.

Super Indo memiliki pusat distribusi di Cikarang. Semua produk kemasan dan sebagian produk segar, akan dititipkan di pusat distribusi tersebut. Sedangkan untuk lokasi produk segar yang akan didistribusikan untuk gerai jauh di luar Jabodetabek, langsung dikirimkan oleh supplier. “Rencana untuk menambah gerai di luar Jabodetabek dan Jawa ada, tapi saat ini masih mencari mitra supplier produk segar sesuai kualitas Super Indo,” jelas Yuvlinda.

Untuk setiap gerai baru yang akan dibuka akan menggunakan lahan minimal 1.200 meter persegi. “Dengan rata-rata investasi bisa dibilang Rp 3 miliar sampai Rp 5 miliar. Nantinya di 2015, Super Indo menargetkan untuk membuka 10 gerai baru dengan lokasi masih di sekitara Jabodetabek dan pulau Jawa.

Sedangkan untuk produk sendiri, setiap gerai biasanya diisi oleh 8.000 unit produk. Di dalamnya 90% produk merupakan produk lokal dan hanya 10% impor. Termasuk di dalamnya private brand Superindo yakni 365. Jumlah private brand sekitar 10% atau 800 produk dari total keseluruhan produk di setiap gerai. Private brand 365 ini sendiri terdiri dari lini makanan, bio dan care / non makanan. 

Pada 2015 Yuvlinda mengakui tantangan terbesar yang dihadapi oleh pebisnis ritel adalah persaingan harga yang ketat. Menyiasati hal ini, Superindo menggalakan kerja sama dengan supplier lokal. Tidak hanya perkara harga, konsep gerai pun menjadi salah satu indikator persaingan di bisnis ritel modern. “Kami akan tetap mendesain mirip pasar dengan upaya untuk konsumen menjangkau produk lebih efisien dan padat,” katanya. Ini dimaksudkan untuk membedakan Super Indo dengan hypermarket bulanan dan supermarket harian.

Super Indo menyasar konsumen rumah tangga. “Daya beli per minggu per pembeli sekitar Rp 200.000,” jelasnya. Karena semakin cepat menemukan sebuah produk diyakini akan membuat konsumen membeli lebih banyak produk daripada menghabiskan waktu untuk mencari sebuah produk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×