Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Voksel Electric Tbk (VOKS) akan fokus memulihkan kinerja keuangan pada tahun 2025. Produsen kabel listrik dan telekomunikasi ini menyiapkan sejumlah strategi untuk menumbuhkan pendapatan dan memperbaiki posisi laba.
Berkaca dari kinerja tahun 2024, pendapatan VOKS turun 38,68% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp 3,05 triliun menjadi Rp 1,87 triliun. VOKS pun berbalik menanggung kerugian sebesar Rp 89,18 miliar pada 2024, dibandingkan laba Rp 18,01 miliar pada tahun sebelumnya.
Direktur Utama Voksel Electric, Hua Shun mengungkapkan penurunan kinerja VOKS pada tahun lalu tertekan oleh sejumlah faktor, terutama karena penundaan beberapa proyek pengadaan kabel. Dinamika politik terkait Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 turut menyebabkan pelanggan wait and see.
"Hal ini menyebabkan pelanggan dari sektor pemerintah maupun swasta berhati-hati dalam merealisasikan proyeknya, yang berdampak pada permintaan kabel," kata Hua kepada Kontan.co.id beberapa hari lalu.
Baca Juga: Voksel (VOKS) Raih Pinjaman Rp 309,98 Miliar untuk Bayar Utang
Memasuki tahun 2025, posisi bottom line VOKS masih menanggung kerugian hingga kuartal pertama. VOKS mencatatkan rugi sebesar Rp 20,25 miliar, berbalik dari laba bersih Rp 45,26 miliar pada kuartal I-2024.
Meski begitu, VOKS sudah bisa mencapai pertumbuhan pendapatan di awal tahun ini, kendati level peningkatan belum signifikan. Pendapatan VOKS meningkat 1,14% (yoy) dari Rp 494,80 miliar menjadi Rp 500,47 miliar pada kuartal I-2025.
"Voksel menargetkan pemulihan kinerja keuangan pada tahun 2025, dengan fokus peningkatan pendapatan dan laba bersih. Perseroan merancang strategi bisnis melalui beberapa inisiatif strategi utama," imbuh Hua.
Strategi pertama VOKS adalah perluasan jaringan pemasaran dan hubungan kerja sama dengan pelanggan. Kedua, perluasan bisnis melalui inovasi serta pengembangan produk dan layanan unggulan.
Hua bilang, perluasan daerah distribusi penting untuk meningkatkan produk market kabel VOKS. Selain ekspansi pemasaran, VOKS juga merancang strategi dari sisi operasional, yakni dengan investasi barang modal.
"Voksel akan melakukan investasi barang modal untuk mendukung inovasi produk dan pengembangan bisnis. Meningkatkan produktivitas dan kapasitas produksi, serta meningkatkan efisiensi mesin-mesin produksi," terang Hua.
Strategi ketiga VOKS adalah meningkatkan keunggulan operasi dan produktivitas, serta efisiensi melalui inovasi dan rekayasa ulang bisnis proses. Keempat, perluasan brand awareness dan corporate image melalui produk dan layanan. Kelima, pengembangan kompetensi karyawan.
Meski begitu, VOKS tetap mencermati sejumlah tantangan yang membayangi, terutama dari dinamika ekonomi. Termasuk efek perang tarif, kekhawatiran gejolak ekonomi dan fluktuasi kurs rupiah, yang dapat mempengaruhi kinerja operasional terutama terkait dengan komoditas global.
Baca Juga: Voksel Electric (VOKS) Percaya Diri Raih Kinerja Lebih Baik pada 2025
"Untuk memitigasi, Voksel melakukan strategi hedging bahan baku dan hedging currency untuk mengurangi dampak dari pelemahan ekonomi," ungkap Hua.
Mengenai belanja modal (capital expenditure/capex), Hua mengungkapkan VOKS selektif mengucurkan capex, mempertimbangkan kondisi ekonomi dan dinamika politik pada tahun lalu. Hua belum merinci realisasi capex 2024 maupun anggaran capex VOKS untuk tahun ini.
Hua hanya memberikan proyeksi bahwa capex VOKS akan meningkat, yang difokuskan untuk peningkatan produktivitas dan kapasitas produksi.
"Alokasi anggaran akan disesuaikan dengan pemulihan ekonomi dan perkembangan bisnis ke depan. Sumber pendanaan diharapkan berasal dari dana operasional Perseroan," tandas Hua.
Selanjutnya: PMI Manufaktur Indonesia di Mei 2025 Terkontraksi ke Level 47,4
Menarik Dibaca: Tips Memilih Ukuran TV Sesuai Ruangan ala Xiaomi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News