Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten batubara, PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) membidik produksi batubara 2,01 juta ton dan penjualan batubara mencapai 2,3 juta ton pada tahun ini. Jumlah target produksi ini menurun dari tahun lalu yang sebesar 2,5 juta ton.
Direktur Utama Mitrabara Adiperdana Khirudin mengatakan, mulai tahun 2024 pemerintah sudah menerapkan metode baru dalam penentuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB). Pemerintah mensyaratkan kepada semua perusahaan pertambangan untuk memberikan rencana selama 3 tahun.
Untuk itu, target produksi dan penjualan ini telah mendapatkan persetujuan RKAB. dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sampai dengan tiga tahun ke depan.
"Tahun 2024 kami rencanakan produksi 2,01 juta ton dan penjualan 2,3 juta ton," kata Khoirudin di Jakarta, Kamis (2/5).
Untuk target produksi batubara tahun 2025 dan 2026 dipatok sebesar 2,45 juta ton.
Baca Juga: Pendapatan dan Laba Bersih MBAP Tahun Lalu Merosot
Penjualan batubara MBAP pada tahun 2023 mencapai 2,13 juta ton dengan produksi sebesar 2,09 juta ton dan penjualan sebanyak 2,13 juta ton.
MBAP telah memiliki pasarnya tersendiri untuk menjual batubara mereka. Tercatat, Korea Selatan menjadi negara yang paling banyak membeli batubara dari MBAP atau 29% dari total penjualan.
Indonesia berada di posisi kedua sebesar 27%, disusul oleh China dengan total pembelian 18%. Disusul, Filipina dengan pembelian 13% dan Jepang dengan 6%.
Terlepas dari penurunan kinerja, Khoirudin menjelaskan bahwa kondisi keuangan perusahaan dalam tetap keadaan dan sehat.
Kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek masih sangat baik, terlihat dari rasio lancar perusahaan yang cukup besar, yakni 3,74 kali.
Sebagai gambaran, MBAP mencatat laba bersih tahun 2023 berada di angka US$ 21,69 juta atau Rp 351,3 miliar (asumsi kurs Rp 16.199) turun dibandingkan tahun 2022 yang mencapai US$ 179,39 juta.
Selain laba bersih, pada 2023 pendapatan konsolidasi MBAP diketahui sebesar US$ 224,09 juta, nilai ini juga turun dibandingkan tahun lalu yang berada di angka US$ 449,54 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News