Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona (Covid-19) telah memukul berbagai sektor dunia usaha. Apalagi pemerintah secara resmi telah memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) guna menekannya penyebaran covid-19. Tekanan pun jadi kian bertambah.
Perusahaan rintisan juga menjadi salah satu lini bisnis yang merasakan dampak cukup besar dari pandemi covid-19. Lalu bagaimana startup bisa bertahan melewati badai tersebut?
Baca Juga: Masuk regulatory sandbox, Qoala dua kali mengirim pelaporan triwulanan ke OJK
Co-founder sekaligus Chief Operating Officer (COO) Qoala Insurtech Tommy Martin, punya tips agar start-up tetap bisa bertahan di situasi seperti ini. Tommy mengatakan, ada tiga hal krusial yang harus diperhatikan.
Pertama, memastikan kebijakan work from home (WFH) atau bekerja di rumah, berjalan efektif. Menurut Tommy, apabila tidak dikelola dengan baik, bisa mengakibatkan produktivitas karyawan menurun yang berimbas pada angka penjualan.
"Sesuai dengan imbauan dari Presiden Jokowi, Qoala menerapkan sepenuhnya sistem WFH. Kami menerapkan sistem daily update dari masing-masing tim, yang fokus pada result driven culture. Sistem daily update ini membuat lebih fokus pada pencapaian masing-masing tim, dan mengatasi kendala yang menghambat pencapaian tersebut," tutur Tommy dalam keterangan resminya, Rabu (15/4).
Kedua, melakukan inovasi produk. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan seperti Qoala yang bergerak di bidang teknologi asuransi.
Asuransi memegang peranan penting untuk melindungi masyarakat dari dampak finansial akibat wabah corona. Tommy mengatakan, saat ini pihaknya sedang bekerja sama dengan beberapa perusahaan asuransi untuk dapat mengembangkan produk kesehatan berbasis digital yang tentunya didukung oleh teknologi Qoala.
Baca Juga: Aplikasi klaim asuransi berebut pasar
Ketiga, menerapkan strategi keuangan dengan baik. Pandemi Covid-19 memberikan dampak finansial yang sangat besar, misalnya pada industri perjalanan dan retail. Imbasnya, terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan yang bekerja di industri tersebut.
Dampak financial itu juga dirasakan Qoala. Namun, Tommy menegaskan pihaknya telah berkomitmen untuk tidak mengambil jalur PHK dan melebihi untuk fokus pada pengurangan anggaran operasional dan pemasaran.
"Kami mengalihkan anggaran pemasaran ke jalur online, dengan melakukan digital campaign, tapi harus pastikan target market dan kanal yang digunakan tepat sasaran," pungkasnya.
Qoala adalah start-up company yang fokus pada penyediaan teknologi di bidang asuransi, atau yang kini dikenal dengan istilah insurtech / insurance technology.
Baca Juga: Hara pertemukan petani dengan perusahaan finansial
Perusahaan ini mendukung distribusi produk asuransi di Indonesia melalui teknologi, serta memberikan informasi kepada perusahaan asuransi untuk menanggung risiko dengan cara yang lebih baik.
Qoala menghadirkan berbagai produk asuransi yang sesuai dengan gaya hidup milenial, dengan mengedepankan proses klaim yang cepat dan aman. Qoala saat ini masuk dalam Sandbox OJK di klaster Claim Handling Services.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News