kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sirclo Group Paparkan Lanskap Perkembangan Womenpreneur di Indonesia


Kamis, 21 April 2022 / 12:41 WIB
Sirclo Group Paparkan Lanskap Perkembangan Womenpreneur di Indonesia
ILUSTRASI. Seorang perempuan menunjukkan buah pohon Kokka bahan dasar tasbih asal Turki, yang dijual di Ampel Cempaka, Kompleks Masjid Sunan Ampel Surabaya, Selasa (8/9). FOTO ANTARA/Eric Ireng/ss/nz/09


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang peringatan Hari Kartini, terdapat kabar baik terkait peningkatan partisipasi perempuan dalam sektor kewirausahaan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021, mayoritas dari total UMKM di Indonesia, tepatnya 64,5% atau 37 juta UMKM, dikelola oleh kaum perempuan. 

Ini menjadi kemajuan yang signifikan, terutama karena partisipasi perempuan tidak hanya ikut menggerakkan roda ekonomi negara, namun juga memperkuat aspek personal, relasional, dan aspek ekonomi dari setiap perempuan yang terlibat.

Berkaitan dengan hal tersebut, pada kuartal I 2022, SIRCLO Group melakukan riset terhadap 500 pengusaha perempuan di seluruh Indonesia untuk menangkap lanskap demografi, karakteristik, tantangan, hingga kebutuhan para womenpreneur atau pelaku bisnis wanita. 

Sejumlah temuan dari survei tersebut diantaranya, mayoritas womenpreneur (65%) adalah reseller yang usia bisnisnya berkisar antara 1 hingga 2 tahun. Kemudian mayoritas womenpreneur menjalankan tipe usaha mikro, dimana lebih dari setengah (56%) menjalankan usahanya sendiri tanpa karyawan, 26% memiliki 1-2 karyawan, dan 10% memiliki 3-5 karyawan. 

Baca Juga: Social Bella Ingin Dorong Lebih Banyak Perempuan Berkiprah di Industri Teknologi

Berikutnya Sebagian besar usaha yang dijalankan womenpreneur termasuk di bidang fesyen (32%), kuliner (27%), ritel (26%), kecantikan (17%), dan beberapa usaha lainnya di bidang kesehatan, kerajinan, pendidikan agrobisnis, serta travel. Lalu, jenis usaha yang paling banyak dijalankan mereka adalah usaha rumahan (49%) dan sebanyak 46% tidak memiliki toko/gudang/badan usaha. 

Selain itu, omzet yang diperoleh womenpreneur Indonesia sebagian besar (87%) berada di bawah 15 juta per bulan atau di bawah Rp 200 juta setahun. Sementara menurut data, motivasi terbesar womenpreneur dalam membangun dan menjalankan usaha adalah tidak ingin terlalu bergantung pada pasangan dalam hal finansial (52%), mencari kesibukan dan aktualisasi diri (50%), dan menambah pemasukan utama yang dirasa kurang cukup dalam memenuhi kebutuhan (44%). 

Faktanya, peningkatan jumlah womenpreneur memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap penguatan pemberdayaan perempuan di Indonesia jika dilihat dari aspek kapasitas personal, kapasitas relasional, dan kontribusi ekonomi. Secara personal, mereka lebih berani memimpin, merencanakan hidup, dan mengejar passion.

“Dalam bisnis, selalu ada berbagai fase tantangan yang harus dilalui. Contohnya, pemecahan masalah, saya dulu mudah panik dan pusing kalau ada masalah. Melalui berbagai proses yang ada membuat saya jadi lebih terbiasa untuk memfokuskan diri mencari solusi sehingga masalah jadi cepat selesai," ungkap Marcella Yanita, Founder Varesse dan pengguna toko online SIRCLO Store dalam keterangannya, Kamis (21/4). 

"Kemudian seiring pertumbuhan bisnis dan tim bertambah besar, giliran kemampuan kepemimpinan dan manajemen SDM saya yang diuji. Di balik tantangan selalu ada hal menarik yang bisa dipelajari di setiap fase bisnis yang mendewasakan dan membuat saya semakin berkembang bukan hanya dari sisi bisnis tapi juga secara pribadi,” lanjut dia.

Baca Juga: Pembiayaan Produktif Fintech Melesat, Buka Peluang Ekspansi Penyaluran ke Sektor Lain

Secara relasional, para womenpreneur dapat berlatih negosiasi, menjaga kepercayaan, dan bersosialisasi lebih luas, seperti yang dialami oleh Aya Choiriyah, anggota dari komunitas pemasaran IbuSibuk dari SIRCLO. “Saya sangat senang bisa menjadi influencer, karena bisa berbagi ilmu yang saya miliki," katanya.

Sementara secara ekonomi, para perempuan lebih aktif berpartisipasi dalam manajemen keuangan rumah tangga serta menambah pendapatan. “Menurut saya, sangatlah penting bagi kita para perempuan dan kaum ibu untuk memiliki penghasilan sendiri. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan, namun setidaknya dengan mengeksplorasi peluang bisnis yang ada, kita bisa lebih siap secara finansial dan tidak selalu bergantung pada penghasilan pasangan," kata Des, Juragan Warung Pintar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×