kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sistem pembayaran digital akan memberi nilai tambah pada petani kakao


Selasa, 10 Agustus 2021 / 12:38 WIB
Sistem pembayaran digital akan memberi nilai tambah pada petani kakao
ILUSTRASI. Petani meratakan biji kakao yang dikeringkan dengan cara dijemur di Desa Alue Dua, Nisam Antara, Aceh Utara, Aceh, Rabu (18/10). Sistem pembayaran digital akan memberi nilai tambah pada petani kakao.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ketersediaan layanan pembayaran digital kepada para petani kakao dinilai mampu memberikan nilai tambah dari perekonomian digital yang saat ini berkembang. 

Deputi Bidang pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud mengatakan, untuk mendukung hal tersebut, pemerintah telah memiliki strategi nasional digital selama masa pandemi Covid-19 dalam rangka meningkatkan inklusifitas sistem keuangan dan menciptakan ekuitas perekonomian. 

"Jika petani didukung dalam membangun kepercayaan dan keamanan dalam penggunaan sistem pembayaran digital, maka mereka akan bisa memperoleh manfaat dari perekonomian digital yang sedang berkembang ini,” ujarnya, dalam diskusi terbatas yang digelar Cocoa Sustainnability Partnership (CSP), Partnership for Indonesia's Sustainable Agriculture (PISAgro) bersama Better Than Cash Alliance di Jakarta, akhir pekan lalu. 

Diskusi daring ini diikuti sekitar 80 organisasi pemangku kepentingan, termasuk perwakilan beberapa perusahaan pembelian biji kakao dan industri produsen makanan dan minuman cokelat terkemuka, dan mitra pelaksana lainnya, seperti Barry Callebaut, Cargill, Mars, Koltiva, dan Mercy Corps; institusi penyedia layanan keuangan seperti Bank Rakyat Indonesia, BRIAgroniaga, dan GrabKiosk; demikian halnya juga perwakilan Pemerintah Indonesia.

Baca Juga: Meski ada PPKM, NPL fintech lending masih terjaga

Diskusi terbatas ini mengungkap, bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia yang hidup di daerah perdesaan belum memperoleh layanan keuangan yang memadai. 

Kelompok masyarakat tersebut termasuk di dalamnya adalah sekitar 2,19 juta rumah tangga petani kakao, dan juga sekitar 21.000 pekerja di sektor pertanian yang menghadapi tantangan yang berhubungan dengan konektivitas digital, akses terhadap infrastruktur layanan keuangan, dan kurangnya kepercayaan dalam penggunaan platform digital. 

Diskusi ini juga Memastikan bahwa sistem pembayaran digital ini memang memberikan manfaat bagi masyarakat Indonesia adalah hal krusial dalam upaya pencapaian target 90% inklusi keuangan di Indonesia secara nasional di tahun 2024.

Direktur Asia Tenggara, Better Than Cash Alliance, Isvary Sivalingam mengatakan, perekonomian di Indonesia telah memperlihatkan pertumbuhan yang signifikan. Dia berharap, sistem pembayaran digital yang bertanggung jawab bisa membantu para petani kakao yang berperan serta dalam sektor ini dalam memperoleh manfaat dari pertumbuhan itu sendiri. 

Baca Juga: Tetap menerapkan protokol kesehatan ketika berbelanja secara online maupun offline



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×