kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Siti Nurbaya: Luas rehabilitasi hutan & lahan 2019 tumbuh hampir sepuluh kali lipat


Minggu, 17 November 2019 / 14:16 WIB
Siti Nurbaya: Luas rehabilitasi hutan & lahan 2019 tumbuh hampir sepuluh kali lipat
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya didampingi Wamen Aloe Dohong, Sekjen Bambang Hendroyono, Plt. Dirjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung (PDASHL) Hudoyo serta sejumlah pejabat KLHK lain saat mengunjungi Persemaian Permanen di KPH Pekalo


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Siti Nurbaya mengatakan luas Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) tahun 2019 ini tumbuh hampir sepuluh kali lipat. Pertumbuhan tersebut juga diikuti dengan anggaran dari pemerintah sebesar Rp 2,7 triliun.

Dana ini dialokasikan untuk penanaman pohon di areal seluas 206.000 hektare (ha) serta pengembangan kebun bibit dan persemaian. Kegiatan ini diharapkan mampu menyerap tenaga kerja sejalan dengan prioritas pemerintahan Kabinet Indonesia Maju 2019-2024.

Baca Juga: Masuki musim hujan, Menteri LHK kontrol persemaian penghijauan

Siti Nurbaya mengatakan, sebelum tahun 2019, luasan RHL baru mencapai 23.000 ha. Namun pada 2019 luasannya naik hampir sepuluh lipat mencapai 206.000 ha.

“Karena itu, kami akan berkeliling Indonesia untuk melakukan observasi ke persemaian,  mulai dari persemaian yang disiapkan pemerintah hingga kebun bibit masyarakat. Hal ini karena keberhasilan tumbuh kembang pohon dimulai dari pembibitan yang baik. Presiden juga menugaskan untuk pemulihan lingkungan," ujar Menteri Siti Nurbaya saat mengunjungi Persemaian Permanen di KPH Pekalongan Barat, Kabupaten Tegal, Sabtu (16/11).

Dalam kunjungan itu, Siti Nurbaya didampingi Wamen  Aloe Dohong, Sekjen Bambang Hendroyono, Plt. Dirjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung (PDASHL) Hudoyo serta sejumlah pejabat KLHK lain.

Hudoyo memastikan bahwa sepanjang 2019 tersedia dukungan anggaran cukup besar untuk penanaman pohon dibandingkan tahun sebelumnya. Selain pemulihan DAS Kegiatan RHL  diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan.

Kunjungan kerja inspeksi kebun bibit di Tegal Jawa Tengah, kata  Hudoyo merupakan rangkaian kerja program RHL menjelang turunnya hujan menurut musim di Indonesia.

Baca Juga: Sejumlah menteri menghadap Luhut, Menteri ESDM hadir

Dalam kesempatan itu, Siti Nurbaya mengajak  masyarakat untuk menanam pohon sebagai upaya pemulihan dan pencegahan banjir dan kekeringan. "Caranya yaitu mari kita menanam pohon, kita perbaiki lahan kritis. Kita percaya kalau pohonnya bagus, airnya juga akan bagus, lingkungan yang baik bagi masyarakat juga terawat,"  kata dia.

Keberadaan pohon dapat menahan kenaikan suhu bumi, yang disebut perubahan iklim. Mengutip satu penelitian, Indonesia perlu menanam 800 ribu ha/tahun agar memiliki iklim yang stabil dan sejuk.

Menurut Menteri LHK rehabilitasi diarahkan pada daerah-daerah destinasi wisata super  prioritas Danau Toba, Mandalika, Borobudur, Labuan Bajo dan Likupa  serta pada lokasi ibukota negara di Kaltim.  Selain itu pada lokasi 15 DAS prioritas, 15 Danau Prioritas, daerah rawan bencana banjir dan tanah longsor, serta daerah hulu dari 65 bendungan/waduk.

“Selain yang kita lakukan bersama masyarakat , pemerintah menegaskan bagi pengusaha yang memakai kawasan hutan dalam usahanya melalui Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) untuk harus melakukan rehabilitasi kawasan dengan penanaman pohon,” kata  dia.

Baca Juga: Susunan lengkap menteri dan wakil menteri Kabinet Indonesia Maju

Menteri KLHK memastikan kegiatan ini akan menyerap banyak tenaga kerja. Pada areal satu hektar persemaian permanen butuh 30 sampai 40 orang tenaga kerja.

“Dalam jangka pendek, peningkatan kesejahteraan masyarakat ini dilakukan melalui pelibatan dalam pembibitan dan penanaman. Sedangkan dalam jangka panjang, masyarakat dapat menikmati hasil hutan bukan kayu dari tanaman RHL, seperti nangka, cengkeh, bahkan macadamia yang memiliki nilai ekologis dan ekonomis sangat tinggi.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×