Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengkritik Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sebagai instansi yang mendapatkan gaji tinggi namun tidak dapat bersikap independen.
Independensi ini menyangkut proyek pembangunan fasilitas pengolahan gas di Blok Masela, Maluku. Di mana, SKK Migas telah merekomendasikan kepada Kementerian ESDM untuk membangun floating LNG atau LNG terapung dibandingkan pipanisasi pada Blok Masela.
Namun, kritikan Rizal ini dibantah dengan tegas oleh pihak SKK Migas. Elan Biantoro, Kepala Hubungan Masyarakat SKK Migas, mengatakan pihaknya sangat menghormati pendapat yang dikemukakan oleh Menko Maritim Rizal Ramli.
Namun menurutnya, pernyataan tersebut keluar karena pengetahuan yang dimiliki Rizal atas persoalan yang dimaksud kemungkinan masih terbatas atau belum komprehensif. "Jadi pernyataan itu keluar mungkin karena beliau baru mengetahui sebagian," kata Elan saat dihubungi KONTAN, Rabu (7/10).
Elan menegaskan, SKK Migas dalam membahas pengelolaan blok minyak selalui melalui rangkaian rapat panjang puluhan kali. Dalam setiap rapat, selalu terjadi perdebatan argumentasi dari berbagai stake holder. Kadang argumentasi SKK Migas tidak sepenuhnya diterima.
Namun, SKK Migas memilih mengalah agar keberlangsungan proyek bisa segera dilanjutkan. "Jadi tidak betul kalau kami menelan mentah-mentah usulan perusahaan minyak asing yang mau melakukan eksplorasi di kawasan tertentu," pungkas Elan.
Sebagaimana diketahui, dalam acara Seminar Kesiapan Bangsa dan Strategi Menghadapi Krisis Energi Nasional di Djakarta Theatre, Jakarta, Rabu (7/10), Rizal Ramli menuturkan, rekomendasi SKK Migas terkait pembangunan floating LNG pada Blok Masela merupakan hasil dari kajian perusahaan asing.
Seharusnya, kata Rizal, sebagai Lembaga pemerintah, SKK Migas tidak perlu menelan mentah-mentah usulan perusahaan asing tersebut. Jika dibangun di darat, biayanya lebih murah dan memunculkan industri turunan seperti PT Petrokimia Gresik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News