Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) belum berencana merevisi target produksi dan lifting migas di tengah fluktuasi harga minyak yang terus terjadi.
Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman bilang pihaknya masih memantau pergerakan harga minyak dunia dan belum mengambil keputusan untuk merevisi target yang telah ditentukan. "Kami masih memantau harga minyak dunia. Sejauh ini belum merevisi target di 2020," kata Fatar kepada Kontan.co.id, Jumat (27/3).
Baca Juga: Berpotensi mundur akibat corona, SKK Migas kawal proyek Tangguh Train 3
Fatar melanjutkan, upaya yang paling mungkin dilakukan saat ini adalah melalui efisiensi. Menurutnya, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dapat memfokuskan pengeluaran biaya untuk kegiatan yang berkaitan dengan produksi.
Selain itu, ia memastikan sejumlah KKKS telah menyampaikan kepada SKK Migas bahwa pengeluaran biaya akan dilakukan pada kegiatan pengembangan saja. Fatar menilai langkah ini paling mungkin dilakukan sebab KKKS dapat tetap menjaga profit untuk tetap positif.
Senada, Direktur Operasi SKK Migas Julius Wiratno menuturkan kordinasi intensif terus dilakukan dengan para KKKS. "Untuk penurunan investasi belum ada penyampaian secara resmi dan soal (revisi) target produksi dan lifting," ungkap Julius, Jumat (27/3).
Kendati demikian, Julius tak menampik kondisi harga minyak yang tak tentu akan berdampak pada kegiatan KKKS. Dampak akan paling mungkin dirasakan oleh KKKS yang memiliki biaya operasi yang tinggi.
Baca Juga: SKK Migas: Operasionalisasi lapangan Kepodang harus lebih efisien
Ia memastikan, upaya efisiensi di segala bidang terus dilakukan KKKS di tengah kondisi saat ini. "Termasuk negosiasi kontrak, yang jelas sekarang (KKKS) lagi memilah program kerja mana yang akan dilepas," kata Julius.
Asal tahu saja, SKK Migas menargetkan lifting minyak tahun ini sebesar 755 ribu barel per hari (bopd) dan gas bumi 1.191 barel setara minyak per hari (boepd).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News