Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan peningkatan lifting minyak dan gas pada tahun ini. SKK Migas pun optimistis bisa mencapai target lifting migas tahun ini sesuai APBN sebesar 2.025 million barel oil of equivalent per day (mboepd).
Pasalnya Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan, sesuai work program and budget (WP&B), pada tahun ini lifting minyak ditargetkan bisa mencapai 784,52 mbopd.Target tersebut naik dari realisasi lifting minyak pada tahun lalu sebesar 777,33 mbopd dan lebih besar dari target APBN 2019 sebesar 775 mbopd.
Peningkatan lifting minyak tahun ini diproyeksikan berasal dari lifting Mobil Cepu Ltd di Blok Cepu yang ditargetkan naik sekitar 8 mbopd dari realisasi tahun 2018 sebesar 208,73 mbopd menjadi 216 mbopd. "Pada 2019, dari target 2019 ada pergeseran yang diharapkan ada dari Mobil Cepu naik 216 mbopd," ujar Dwi dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR, Kamis (10/1).
Sementara kontribusi Blok Rokan tahun ini diperkirakan menurun menjadi 190 mbopd dari realisasi tahun lalu sebesar 209,47 mbopd. Selain Blok Cepu, SKK Migas juga menggenjot lifting minyak dari Pertamina EP sebesar 85 mbopd, PHM 50 mbopd, dan PHE Oses sebesar 32 mbopd dan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) lainnya.
Untuk target lifting gas, Dwi menyebut, SKK Migas menargetkan lifting pada tahun ini bisa mencapai 1.261 mboepd atau meningkat sebesar 132 mboepd menjadi 1.139 mboepd dan lebih besar dari APBN 2019 sebesar 1 250 mboepd. Target tersebut akan didapat dari BP Berau di Blok Berau (Tangguh) sebesar 188 mboepd. Target lifting gas dari BP Berau ini turun tipis dari realisaai tahun 2018 sebesar 192 mboepd.
Ada juga kontribusi lifting gas dari Blok Mahakam yang ditargetkan meningkat sebesar 47 mboepd dari realisasi tahun lalu sebesar 149 mboepd menjadi 196 mboepd pada tahun ini.
Selain itu, lifting gas juga akan disumbang dari Conocophillips (Grissik) di Blok Corridor sebesar 145 mboepd, Pertamina EP sebesar 145 mboepd, dan Eni Muara Bakau dari Blok Muara Bakau sebesar 115 mboepd. Dus, total lifting migas tahun ini diproyeksi mencapai 2.045 mboepd.
Untuk investasi migas tahun ini sebesar US$ 14.79 miliar atau naik dari realiasi tahun lalu sebesar US$ 11,99 miliar. "Investasi migas 2018 sebesar US$ 11, 99 miliar pencapaiannya, 90% dari rencana 2018. Dan 2019 sebesar US$ 14,79 miliar targetnya,"kata Dwi.
Investasi tersebut akan digunakan untuk kegiatan eksplorasi berupa survei seismik 2D sepanjang 4.328 km, survei seismik 3D seluas 4.693 km2, dan pengeboran ekplorasi sebanyak 57 sumur. Untuk kegiatan ekploitasi berupa workover sebanyak 969 sumur, well service 29.256 sumur, development wells drilling sebanyak 345 sumur, delineation well drilling sebanyak 40 sumur, seismik 2D sepanjang 3.814 km, dan seismik 3D seluas 1.747 km2.
Di luar kegiatan tersebut, ada pula kegiatan pilot project Enhanced Oil Recovery (EOR) di tiga lapangan. Selain itu ada juga kegiatan EOR berupa 11 studi persiapan, dan 10 struktur pilot water flood.
Untuk cost recovery mengalami penurunan dari tahun lalu sebesar US$ 11,7 miliar menjadi US$ 10,22 miliar. Penerimaan negara ditargetkan US$ 17,51 miliar dengan target harga minyak dubia sebesar US$ 70 per barel. "Memang belakangan dengan harga minyak turun ini memang agak mengkhawatirkan," imbuh Dwi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News