kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SKK Migas harap pembangunan fasilitas produksi proyek IDD tahap II sebelum 2024


Selasa, 14 September 2021 / 22:07 WIB
SKK Migas harap pembangunan fasilitas produksi proyek IDD tahap II sebelum 2024
ILUSTRASI. SKK Migas harap pembangunan fasilitas produksi proyek IDD tahap II sebelum 2024


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. SKK Migas berharap pengembangan/pembangunan fasilitas produksi untuk proyek lapangan Indonesia Deepwater Development (IDD) Tahap II bisa segera dimulai sebelum tahun 2024. Dengan begitu, proyek IDD Tahap II diharapkan bisa onstream di tahun 2026 atau 2027.

“Keberlanjutan proyek dibutuhkan untuk mendukung operasional Kilang Bontang di masa mendatang,” ujar Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Susana Kurniasih kepada Kontan.co.id, Selasa (14/9).

Proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) merupakan proyek pengembangan 5 lapangan gas di laut dalam di kedalaman laut antara 975 m–1.785 m yang dilakukan secara terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan gas pasar domestik dan Kilang LNG Bontang.

Dengan biaya investasi yang diperkirakan sebesar US$ 6,98 miliar, pengembangan Proyek IDD dilakukan dengan dua tahapan pekerjaan, yaitu Pengembangan Lapangan Bangka dengan 2 sumur yang dihubungkan ke fasilitas terapung West Seno (FPU) pada tahap I, serta pengembangan Gendalo Gehem (G-G) pada tahap II, yaitu pengembangan Lapangan Gehem, Gandang, Gendalo dan Maha dengan 26 sumur ke 2 unit FPU baru.

Baca Juga: Jual Blok Migas, Pemilik Masih Mencari Mitra Strategis

Dari lapangan-lapangan yang ada, baru  Lapangan Bangka yang telah diproduksikan secara komersial pada tanggal 17 Agustus 2016 silam.

Pada proyek IDD, Chevron bertindak sebagai operator. Perusahaan tersebut menguasai 62% hak partisipasi atau participating interest (PI). Sisanya dikuasai oleh ENI dengan porsi sebanyak 20% dan Sinopec Group 18%.

Susana bilang, saat ini Chevron sedang dalam proses mencari operator bagi pengembangan IDD selanjutnya.

“Kami tidak mendapat Informasi pihak yang sedang didekati, karena prosesnya adalah business-to-business. Namun demikian kami berharap agar penyelesaian operatorship dapat segera diselesaikan, sehingga proyek ini dapat dimulai sebelum tahun 2024,” kata Susana.

Corporate Affairs Manager Chevron Indonesia, Ferita Damayanti mengatakan, saat ini pihaknya belum menentukan keputusan final perihal operatorship proyek IDD ke depan.

“Cekungan Kutai merupakan kawasan hidrokarbon yang menarik, namun pengembangan IDD Tahap II tidak mampu bersaing untuk mendapatkan modal dalam portofolio Chevron global. Pada tahap ini, belum ada keputusan final mengenai hal ini,” ujar Ferita singkat saat dihubungi Kontan.co.id (14/9).

Selanjutnya: SKK Migas targetkan perpanjangan kontrak Blok IDD tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×