kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SKK Migas incar teknologi EOR di Tiongkok


Minggu, 11 Juni 2017 / 20:28 WIB
SKK Migas incar teknologi EOR di Tiongkok


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) pada 7-9 Juni 2017 lalu melakukan kunjungan ke Tiongkok. Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi dan Tim Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Kementerian Koordinator Maritim melakukan kunjungan ke kilang minyak milik Sinopec dan CNPC di kota Tengjin, Dalian, dan Yansan di Tiongkok.

Rombongan juga mengunjungi terminal pendaratan gas alam cair (LNG) dan Research Institute of Petroleum Exploration & Development (RIPED). Dari rangkaian kunjungan tersebut, kunjungan ke RIPED, yang merupakan pusat riset milik CNPC, bertujuan untuk melihat beberapa teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) yang telah berhasil diterapkan di lapangan minyak di Tiongkok.

“Kami sengaja datang ke RIPED karena ingin tahu teknologi EOR yang telah sukses digunakan di Lapangan Daqing dan Lapagan Karamay di Xin Jiang,” ujar Amien dalam keterangan tertulis pada Sabtu (10/6).

RIPED memiliki peralatan riset sangat modern. Bahkan RIPED memiliki beberapa peralatan yang hanya ada beberapa buah di dunia. Diperkirakan beberapa teknologi EOR yang diujicoba RIPED dapat diterapkan untuk mendukung program EOR di lapangan minyak mature di Indonesia dalam waktu dekat.

“Beberapa teknologi akan cocok untuk lapangan mature di Indonesia,” kata Amien.

Sementara itu, dari kunjungan ke kilang diketahui bahwa Kilang Tiangjin Petrochemical Corporation (Sinopec) berkapasitas 12,5 juta ton, Dalian Petrochemical Corporation (CNPC) berkapasitas 16 juta ton, dan Yansan Petrochemical Company (Sinopec) berkapasitas 16 juta ton.

Semua kilang terintegrasi dengan pabrik petrokimia sehingga produknya tidak hanya berbagai macam BBM dan LPG, tetapi juga menghasilkan Polyethylene, HDPE, Polypropylene, Styrene, DPG, dan lainnya. Produk petrokimia tersebut kemudian dijual ke industri penghasil consumer goods seperti botol plastik, kursi plastik, dashboard mobil, ban mobil, material untuk 3D printing, dan lainnya.

Unit petrokimia di Tiangjin dimiliki bersama antara Sinopec sebesar 50% dan SABIC (Arab Saudi) sebesar 50%. Suplai minyak mentah berasal dari Arab Saudi. Hubungan kerja sama Tiongkok dengan Arab Saudi seperti itu menjamin keamanan jaminan pasokan minyak mentah dan juga merupakan faktor yang menjadikan Arab Saudi dengan mudah menginvestasikan dana dalam jumlah besar pada waktu Raja Salman berkunjung ke Tiongkok.

Rombongan juga sempat mengunjungi terminal pendaratan LNG di Tengjin (Sinopec) dan Dalian (CNPC). Dari kedua terminal LNG tersebut, gas bumi (impor dari Qatar dan Papua Nugini)  disalurkan ke pengguna dengan menggunakan pipa gas dan truk-truk LNG.

Kedua terminal LNG tersebut dapat menjamin pasokan atas permintaan gas bumi yang selalu meningkat untuk banyak wilayah di sekitar Beijing guna keperluan jaringan gas kota, transportasi, listrik, industri, maupun petrokimia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×