kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

SKK Migas: Kami siap jadi frontliner demi percepat perizinan sektor migas


Senin, 21 Oktober 2019 / 17:11 WIB
SKK Migas: Kami siap jadi frontliner demi percepat perizinan sektor migas
ILUSTRASI. Pekerja beraktivitas di sumur ekplorasi minyak bumi PT Saka Energi Indonesia di Blok Pangkah, Gresik, Jawa Timur, Jumat (31/8). SKK Migas mengaku siap menjadi garda terdepan untuk mempercepat proses perizinan sektor migas. ANTARA FOTO/Moch Asim/hp/18


Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) siap menjadi garda terdepan demi mempercepat perizinan sektor migas.

Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman bilang hal ini didasari laporan soal Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang kerap mengalami kesulitan dalam hal perizinan.

Baca Juga: Kementerian ESDM: Perusahaan migas harus manfaatkan kebijakan yang ada

"Kami coba ubah konsep itu, kami jadi frontliner dan kami yang urus perizinan," terang Fatar dalam acara Korporat Seminar Series di Jakarta, Senin (21/10).

Fatar menambahkan, dengan langkah tersebut para KKKS dapat terhindar dari proses perizinan yang berbelit-belit. Menurutnya, pemangkasan proses perizinan di birokrasi dapat mempercepat investasi dan produksi hulu migas.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi ESDM Djoko Siswanto mengkritisi kinerja SKK Migas yang dinilai memakan waktu lama. "Jadi, proses KKKS hingga tahapan disetujui SKK Migas jangan sampai sebelas kali, sekali saja. Lama sekali," terang Djoko.

Menanggapi hal tersebut, Fatar mengungkapkan, SKK Migas selaku pemangku kebijakan dalam sejumlah proses bisnis tak selalu menjadi pihak yang mengambil keputusan.

"Lima tahun terakhir ada proses bisnis yang terkadang pemangku kebijakan tidak mengambil keputusan," jelas Fatar.

Baca Juga: Belum jelas, nasib WIUPK ini ada di tangan menteri ESDM yang baru

Lebih jauh Fatar mencontohkan, proses alih kelola Blok Rokan dari Chevron ke Pertamina. Sekalipun telah resmi proses alih kelolanya, namun pembahasan mengenai skema masuknya Pertamina masih belum menemui titik terang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×