Reporter: Amalia Nur Fitri, Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) kembali menjalin kemitraan strategis dalam lini kerjasama komersial dengan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).
Hal ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman pada hari Kamis (17/6) sebagai upaya bersama untuk memperkuat sinergitas dan mengoptimalkan potensi bisnis antara Garuda Indonesia dan SKK Migas melalui kerjasama “Corporate Privilege”.
Penandatanganan tersebut juga sekaligus menandai peringatan 1 dekade (10 tahun) kerja sama korporasi yang telah berlangsung sejak tahun 2010 yang lalu.
Melalui kerja sama ini, Garuda Indonesia akan memberikan penawaran harga khusus bagi seluruh pegawai SKK Migas dan unsur pendukung, utamanya berkaitan dengan kebutuhan perjalanan untuk rute domestik dan internasional, di samping berbagai manfaat lainnya yang diberikan.
Baca Juga: Demi Target Produksi Migas, Pemerintah Akan Bermitra Dengan Perusahaan Sains Global
Plt. Deputi Pengendalian Pengadaan, Rudi Satwiko menyambut baik kerja sama sekaligus memperingati satu dekade kemitraan yang telah dijalin bersama Garuda Indonesia.
“Kemitraan yang telah terjalin sejak tahun 2010 ini tentu menggambarkan komitmen bersama SKK Migas dan Garuda Indonesia dalam upaya menggerakkan roda perekonomian nasional di sektor kegiatan usaha hulu minyak dan gas. Hal ini tidak dapat dilepaskan seiring dengan meningkatnya kebutuhan terhadap jasa angkutan udara untuk mendukung proyek-proyek infrastruktur industri hulu migas yang tersebar di Tanah Air,” ungkap Rudi dalam keterangan resmi, Kamis (17/6).
Rudi bilang, kehadiran Garuda Indonesia melalui jaringan konektivitas antardaerah yang semakin luas menjadi pilihan yang tepat sebagai moda transportasi udara bagi para tenaga kerja. Sehingga memberikan rasa aman dan nyaman untuk dapat menjaga produktivitas para pekerja hulu migas.
“Kerjasama ini menunjukkan komitmen dari SKK Migas untuk mendukung industri dalam negeri melalui penerapan TKDN di sektor penerbangan. Kami berharap kontribusi industri hulu migas melalui TKDN akan menjaga kelangsungan industri nasional menghadapi situasi perekonomian yang sulit, untuk terus bertahan dan membangun daya saing yang lebih kuat untuk mendukung pencapaian visi 2030 yaitu produksi minyak 1 juta barrel dan gas 12 BSCFD ,” pungkas Rudi.
Baca Juga: Cegah penyebaran virus corona, SKK Migas-Inpex beri donasi untuk masyarakat
Sementara, Kepala Divisi Pengelolaan Rantai Suplai dan Analisis Biaya SKK Migas, Erwin Suryadi menambahkan dengan masih terbukanya potensi jasa angkutan udara di berbagai wilayah eksplorasi hulu minyak dan gas, kemitraan yang telah dijalin bersama Garuda Indonesia dapat dikembangkan lebih jauh.
Ke depan, ruang lingkup kerja sama tersebut diharapkan tidak hanya mencakup penyediaan jasa angkutan udara penumpang, namun juga penyediaan layanan jasa kargo dan charter sejalan dengan tingginya kebutuhan layanan transportasi udara oleh para kontraktor dan sub-kontraktor guna memperbesar potensi yang ada.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan bahwa kemitraan antara Garuda Indonesia dan SKK Migas yang telah terjalin selama 10 tahun tersebut memiliki arti penting mengingat melalui kerja sama ini, sinergi yang telah terbangun dapat terus diperkuat dan diharapkan dapat mendorong optimalisasi potensi bisnis, baik bagi Garuda Indonesia maupun seluruh unsur SKK Migas.
Baca Juga: Harga minyak membuat Medco Energi tetap seksi
Irfan mengatakan, kerja sama bersama SKK Migas ini juga sejalan dengan upaya perluasan pangsa pasar korporasi Garuda Indonesia khususnya melalui penyediaan aksesibilitas layanan penerbangan baik melalui penerbangan charter, angkutan khusus kargo, dan lain sebagainya.
“Kelanjutan kerjasama ini juga menunjukkan komitmen dari Garuda Indonesia untuk mendukung rencana strategis di sektor industri hulu migas, termasuk di dalamnya peningkatan produksi untuk mencapai Visi Hulu Migas 2030”, kata Irfan.”
Selanjutnya: Pergerakan rupiah masih dipengaruhi kekhawatiran pasar menunggu FOMC Meeting
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News