kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SKK Migas: Lapangan Sidayu dan Banyu Urip raih tambahan produksi


Kamis, 19 Agustus 2021 / 10:02 WIB
SKK Migas: Lapangan Sidayu dan Banyu Urip raih tambahan produksi
ILUSTRASI. lapangan minyak Banyu Urip. FOTO ANTARA/Aguk Sudarmojo/ss/nz/13.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan adanya tambahan produksi dari dua lapangan migas yakni Sidayu dan Banyu Urip. Proyek Sidayu yang dilakukan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) PT. Saka Indonesia Pangkah Limited (SIPL) di Lapangan Sidayu, Ujung Pangkah, Jawa Timur ditargetkan onstream pada Agustus 2021.

Kepala Divisi Pemboran SKK Migas, Surya Widiantoro mengungkapkan kepastian target onstream ini seiring suksesnya kegiatan pemboran yang dilakukan. 

Kepastian ini diperoleh setelah pelaksanaan kerja ulang Re-entry Sumur Sidayu – 4V yang mendukung pelaksanaan proyek, dilaporkan menghasilkan tambahan produksi minyak sebesar 4.100 – 4.300 BOPD dan gas sebesar 2,07 MMSCFD. Hasil produksi tersebut diperoleh dari 2 lapisan Kujung yaitu K1Z2 dan K1Z3 yang diproduksikan secara commingle.

“Berdasarkan test terakhir yang kami lakukan pada Selasa (17/8), hasil pemboran mengindikasikan produksi yang lebih besar dari perkiraan awal. SKK Migas mengapresiasi kinerja  SIPL yang telah mengawal kegiatan dengan baik, sehingga dapat menghasilkan produksi maksimal. Sebelumnya, tes produksi pada tanggal 15 Agustus 2021 menunjukkan laju produksi hidrokarbon hasil stimulasi lapisan K1Z3 menunjukkan laju produksi hidrokarbon sebesar 3.016 BOPD dan 0,8 MMSCFD. Tetapi setelah dilakukan acidizing, perkiraan laju produksi yang diperoleh meningkat,” kata Surya dalam keterangan resmi, Kamis (19/8).

Lapangan Sidayu berlokasi sekitar 4 km dari lapangan utama Blok Pangkah di Ujung Pangkah, Jawa Timur. Pekerjaan kerja ulang Sumur Sidayu – 4V merupakan bagian dari Plan of Development (POD) Lapangan Sidayu yang disetujui SKK Migas pada tanggal 20 Oktober 2017 dan menjadi salah satu dari 12 proyek yang dicanangkan SKK Migas untuk onstream di tahun 2021.

Baca Juga: Penurunan harga gas di sejumlah lapangan dinilai tak ganggu keekonomian proyek hulu

Pekerjaan kerja ulang Sumur Sidayu – 4V rencananya dilakukan selama 37 (tiga puluh tujuh) hari dimulai sejak tanggal 13 Juli 2021 dan hingga saat ini masih berlangsung. Saat ini SIPL sedang melakukan tes produksi setelah selesai melakukan stimulasi pada lapisan K1Z3 untuk meningkatkan performa produksi. Mengalirnya minyak dari sumur Sidayu – 4V merupakan first oil pada Lapangan Sidayu tersebut.

Sesuai dengan POD, setelah kerja ulang Sumur Sidayu – 4V masih terdapat tambahan 2 (dua) pekerjaan lanjutan yaitu kerja ulang Re-entry Sumur SID – 3ST dan pengeboran Sumur SD – 1. Produksi awal dari 3 (tiga) sumur Lapangan Sidayu tersebut ditargetkan mencapai sekitar 7.000 BOPD untuk minyak dan 3,9 MMSCFD untuk gas. Produksi dari Lapangan Sidayu akan terhubung dengan fasilitas produksi lepas pantai di Well Head Platform – B (WHP-B) dan Compression Processing Platform (CPP) melalui pipa bawah laut.

Peningkatan produksi juga terjadi di Lapangan Banyu Urip yang dikelola ExxonMobil Cepu Ltd (EMCL). ). Kegiatan perawatan sumur di Sumur B01 dan C02 yang berlokasi di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur dilaporkan berhasil menambah produksi hidrokarbon sebesar 8.000 BOPD. Pekerjaan perawatan sumur Gas Shut Off di Sumur B01 dan Acid Wash C02 merupakan bagian dari Plan of Development (POD) Lapangan Banyu Urip. 

Surya mengungkapkan, dari hasil perawatan sumur B01 tercatat produksi sebelum Gas Shut Off adalah sebesar 7.000 BOPD dan 17 MMSCFD, sedangkan setelah Gas Shut Off adalah sebesar 10.000 BOPD dan 4 MMSCFD. Sementara itu, perawatan sumur Acid Wash di Sumur C02 tercatat produksi sebelum Acid Wash adalah sebesar 4.500 BOPD dan 1,5 MMSCFD, sedangkan setelah Acid Wash adalah sebesar 9.500 BOPD dan 3,5 MMSCFD.

"Tingkat produksi puncak lapangan Banyu Urip telah berlangsung selama 5 tahun atau 3 tahun lebih lama dari estimasi POD awal. Selain itu, tingkat produksi minyak saat puncak juga sekitar 30% lebih tinggi dari rencana tingkat produksi POD awal," jelas Surya.

Surya mengungkapkan, sesuai dengan karakteristik alamiah reservoir, Lapangan Banyu Urip juga mengalami penurunan laju produksi yang diindikasikan dengan peningkatan rasio air, rasio gas serta terjadinya scale di beberapa sumur-sumur produksi. 

Selanjutnya: Kementerian ESDM targetkan percepatan EOR demi kejar produksi 1 juta barel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×