kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

SKK Migas masih evaluasi temuan cadangan migas di Natuna


Senin, 01 Juni 2020 / 18:11 WIB
SKK Migas masih evaluasi temuan cadangan migas di Natuna
ILUSTRASI. Natuna


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan bakal melakukan evaluasi seputar temuan cadangan gas di Cekungan Natuna Barat.

Sebelumnya, perusahaan minyak dan gas bumi asal Singapura Conrad Petroleum Ltd yang merupakan operator Blok Duyung menemukan potensi migas jumbo di Natuna, tepatnya di Cekungan Natuna Barat.

PSC Duyung PSC berada di lepas pantai Indonesia, adapun penemuan sumber daya tersebut diketahui dari hasil studi internal subsurface dan audit independen sumber daya lapangan gas Mako yang terletak di dalam lisensi.

Baca Juga: Menakar potensi lelang Wilayah Kerja Migas di tengah pandemi Covid-19

Baca Juga: Conrad, kontraktor migas asal Singapura temukan potensi migas jumbo di Natuna

Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengungkapkan proses evaluasi temuan cadangan juga untuk memastikan besaran cadangan terbaru.

"Untuk Mako South, WK Duyung memang sudah ada rencana pengembangan atawa Plan of Development (PoD). Kalau memang (cadangan) lebih besar dari PoD yang telah ada maka Conrad akan mengusulkan perubahan konsep pengembangannya," ungkap Fatar kepada Kontan.co.id, Senin (1/7).

Sementara itu, Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengungkapkan saat ini masih akan dilakukan studi lanjut terkait penemuan cadangan gas baru oleh Conrad.

Selain memastikan jumlah cadangan, studi lanjut juga menyangkut pemanfaatan sharing facility milik KKKS terdekat.

"Untuk sharing facility mungkin memakai fasilitas yang ada di platform terdekat milik Medco Natuna atau juga pipa West Natuna Transmission System (WNTS) yang ke Singapura," ungkap Julius, Senin (1/7).

Julius melanjutkan, jika pemanfaatan fasilitas tersebut tidak memungkinkan maka Conrad bakal membangun platform sendiri.

Asal tahu saja, Conrad menggunakan Gaffney Cline and Associates (GCA) untuk melakukan audit independen sumber daya Lapangan Gas Mako. Dalam audit GCA, tertanggal 22 Mei 2020, mengkonfirmasi estimasi sumber daya internal Conrad dan memberikan peningkatan signifikan untuk Lapangan Gas Mako dibandingkan dengan audit mereka sebelumnya pada Januari 2019.

Estimasi sumber daya 2C (kontingen) recoverable telah meningkat menjadi 495 Bcf, peningkatan sekitar 79% dibandingkan dengan audit 2019. Sebaliknya, sumber daya 3C (kontingen) telah meningkat sekitar 108% menjadi 817 bcf dibandingkan dengan audit 2019.

Dengan pembaruan terkini, Mako mengklaim temuan tersebut menjadi salah satu lapangan gas terbesar yang pernah ditemukan di Cekungan Natuna Barat, dan sejauh ini merupakan sumber daya terbesar yang belum dikembangkan di daerah terdekat.

Baca Juga: Terdampak Covid-19, SKK Migas revisi target produksi LNG

Miltos Xynogalas, CEO Conrad Petroleum Ltd mengungkapkan, hasil audit GCA sangat memuaskan tidak hanya karena mereka mengkonfirmasi sumber daya besar dari Lapangan Mako, tetapi juga karena mereka mendukung pekerjaan teknis berkualitas tinggi yang dilakukan oleh Conrad.

Asal tahu saja, PSC Duyung mencakup sekitar 890 km2 di Provinsi Kepulauan Riau, terletak di perairan lepas pantai Indonesia di Laut Natuna. Lokasi ini dekat dengan Sistem Transportasi Natuna Barat (WNTS), pipa gas alam yang menghubungkan tiga blok produksi di Laut Natuna ke Singapura.

WNTS saat ini memasok sekitar 0,4 miliar kaki kubik (Bcf) gas alam per hari ke Singapura. Conrad adalah operator dan memiliki 76,5% hak partisipasi di Duyung. Mitranya, Coro Energy Plc dan Empyrean Energy Plc, masing-masing memiliki 15% dan 8,5% hak partisipasi.

Conrad Petroleum adalah pemegang dan operator dari tiga Kontrak Bagi Hasil (PSC) di lepas pantai Indonesia: PSC Duyung (76,5% WI), PSC Offshore North X-Ray (100% WI) dan PSC Offshore Mangkalihat (100% WI).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×