Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
Agus memastikan, aspek-aspek ini masih harus dipastikan terlebih dahulu selama masa transisi ini.
"Nantinya bila telah siap akan selesaikan secara legal dan jalankan sesuai ketentuan yang berlaku. Setelah melihat semua pending item di masa transisi bisa dilaksanakan maka akan dilaksanakan transaksi restrukturisasi untuk pembentukan subholding scara legal baik melalui pengalihan kepemilikan saham maupun aset," ungkap Agus.
Sementara itu, SKK Migas menargetkan produksi minyak nasional sebesar 70% pada 2021 nanti bakal disokong oleh Pertamina pasca mengelola Blok Rokan.
Baca Juga: Krisis energi sudah di depan mata, ini saran ke pemerintah
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan saat ini Pertamina jadi operator 41 Wilayah Kerja (WK) migas dari total 191 WK migas di Indonesia. "Kalau nanti masuk Pertamina akan kuasai 70% produksi nasional," kata Dwi.
Dari jumlah tersebut, kontribusi produksi minyak Pertamina per September 2020 sebesar 305,861 barel oil per day (BOPD) atau 43% dari total produksi 710.192 BOPD.
Sementara produksi gas sebesar 34% atau setara 2.286 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dari total produksi nasional sebanyak 6.732 MMSCFD. Ia pun berharap pengelolaan Rokan di bawah Pertamina dapat berkontribusi lebih terhadap produksi minyak nasional.
"Kita harap Pertamina akan lakukan eksplorasi yang agresif ke depannya karena potensinya masih besar," pungkas Dwi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News