kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

SKK Migas Meramu Strategi Hadapi Potensi Surplus Gas di Jawa Timur


Jumat, 28 Oktober 2022 / 14:31 WIB
SKK Migas Meramu Strategi Hadapi Potensi Surplus Gas di Jawa Timur
ILUSTRASI. Proyek pengembangan lapangan unitisasi gas Jambaran Tiung Biru (JTB) oleh PT Pertamina EP Cepu (PEPC) di Bojonegoro, Jawa Timur. SKK Migas Meramu Strategi Hadapi Potensi Surplus Gas di Jawa Timur.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  BOJONEGORO. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan dengan adanya proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) dan proyek lainnya di offshore membuat Jawa Timur berpotensi mengalami surplus gas. 

Asal tahu saja, baru-baru ini proyek Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru (JTB) sudah memasuki masa gas on stream dan diharapkan bisa beroperasi dengan kapasitas penuh di Desember 2022. 

JTB diharapkan menjadi salah satu penghasil gas terbesar di Jawa Timur dengan kapasitas produksi hingga 192 Juta Standar Kaki Kubik per Hari/Million Standard Cubic Feet per Day (mmscfd). Adapun umur produksi kapasitas penuh atau plato JTB bisa ada sampai 2035 mendatang. 

Dari 192 mmscfd gas yang diproduksi di JTB, sebanyak 172 mmscfd sudah 100 mmscfd sudah mendapatkan perjanjian jual beli gas (PJBG) s ke PLN dan 72 mmscfd ke industri lainnya di Jawa Timur. Sisanya sebanyak 20 mmscfd belum teralokasikan pembelinya. 

Baca Juga: Optimalkan Potensi Gas Bumi, Kementerian ESDM Dorong Sejumlah Proyek Pipa

Rencananya 20 mmscfd gas tersebut akan dialokasikan untuk pabrik Pupuk Kimia Gresik dan masih dalam tahap approval dari Kementerian ESDM. 

“Jadi kalau selama ini kita mengalami shortage di Jawa Timur, ini kemungkinan besar di 2023 akan surplus. Nah ini menjadi PR kami dan Kementerian ESDM bagaimana untuk mengoptimalisasi pemanfaatan gas,” jelasnya saat ditemui di Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru (JTB), Bojonegoro, Rabu (27/10). 

Selain dari JTB, Waras mengemukakan, sejatinya masih banyak lapangan gas di Jawa Timur yang idle yang notabane dapat segera dikembangkan. 

Dia mengatakan, SKK Migas memiliki Standar Operasi Presedur (SOP) untuk menangani kondisi kelebihan pasokan (surplus), misalnya dengan mengatur pengurangan produksi agar tidak mubazir. Seperti diketahui, gas alam (natural gas) tidak bisa disimpan layaknya gas alam cari atau liquefied natural gas (LNG). 

“Kami dari sisi teknikal punya SOP-nya yang lapangan gas tua itu kami prioritaskan tetap produksi karena lapangan gas itu unik beda dengan lapangan minyak. Kalau lapangan gas ditutup, sewaktu waktu kita tutup itu lalu dibuka kembali performanya gak bisa kembali seperti semula,” ujarnya. 

Baca Juga: Harga Minyak Stabil di Tengah Prediksi Inflasi Tinggi dan Resesi

Meski lapangan tua yang akan diprioritaskan untuk produksi, Waras memastikan, Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru tidak akan ditutup. 

Dari sisi komersial, SKK Migas akan berupaya membuka pasar baru. Dia menjelaskan karakteristik penjualan gas cukup unik karena pembeli gas harus memuat komitmen PJBG dan butuh waktu juga untuk membangun pabrik.

Waras memberikan gambaran, lapangan Jambaran Tiung Biru bisa dikembangkan karena sudah memiliki FID (final investment decision) dan sudah memilki PJBG kemudian baru diputuskan untuk membangun pabrik. 




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×