Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Demi mencapai target lifting 1 juta barel pada 2030, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan pengeboran dapat mencapai 1.000 sumur per tahun dalam beberapa tahun mendatang.
Kepala Divisi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo bilang, jumlah pengeboran ini diperlukan kegiatan yang masif demi mencapai target.
"Enggak bisa lagi 100 sumur sampai 200 sumur per tahun. Tapi harus 500 sumur sampai 1.000 sumur per tahun," kata Wahju dalam diskusi virtual, Rabu (4/11).
Wahju menjelaskan, dengan target pengeboran 1.000 sumur maka investasi juga akan meningkat.
Baca Juga: Tekanan terhadap sektor migas berdampak besar pada industri penunjang
Peningkatan investasi, menurut Wahyu, bakal mendorong multiplier effect. Bahkan pengeboran 1.000 sumur bukan satu-satunya cara mendorong lifting.
"Masih ada Enchanced Oil Recovery (EOR) dan eksplorasi. Industri (bisa) bergairah," jelas Wahju.
Kendati demikian, Wahyu berharap, penurunan harga minyak tidak lagi terjadi ke depannya. Penurunan harga minyak disebut berpotensi membuat kontraktor migas merevisi kembali target investasi.
Dalam catatan Kontan.co.id, SKK Migas mengungkapkan penurunan investasi migas tanah air jauh lebih rendah dari proyeksi penurunan investasi hulu migas secara global yang diproyeksi terpangkas hingga 30%.
Investasi hulu migas global awalnya diprediksi mencapai US$ 325 miliar, akibat pandemi covid-19 dan penurunan harga minyak, target ini terpangkas menjadi US$ 228 miliar.
Selanjutnya: BPK: Penerapan skema gross split di industri migas kurangi penerimaan negara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News