Reporter: Gloria Haraito |
JAKARTA. Bisnis TV berbayar alias pay TV siap-siap kedatangan pemain baru. Tepat 1 November 2010 mendatang, PT Cipta Skynindo siap mengudara.
Skynindo sebetulnya sudah berdiri sejak 2000. Pada Agustus 2009, perusahaan melakukan uji coba siaran dengan menggunakan satelit Palapa D Telstar-18. "November nanti kami kembali mengudara dengan menggunakan satelit yang sama," ujar Handy, Staf Pemasaran Skynindo.
Untuk tahap awal, Skynindo menawarkan 64 channel dan membanderol biaya berlangganan Rp 100.000 per bulan. Menurut Handy, hingga kini perusahaan sudah menghimpun sekitar 50 pelanggan. Handy melihat, bisnis pay TV masih menarik karena pelanggan TV berbayar masih cilik.
Total penonton TV di Indonesia diperkirakan mencapai 30 juta pelanggan; bandingkan dengan pelanggan TV berbayar yang sekitar 1 juta pelanggan. Sebagai pemain baru, Skynindo pede menghadapi persaingan. Karena menurut Handy, channel yang ditawarkan Skynindo tanpa gangguan sinyal.
"Kami tidak takut karena di kompetitor, channel bisa rusak karena gangguan cuaca, nah kami punya teknologi agar sinyal tidak rusak," ujar Handy berpromosi. Selain itu, Skynindo juga menargetkan masyarakat modern kelas menengah ke atas sebagai target pasarnya.
Menguntungkan pemain lama
Menghadapi pemain baru, PT Indonusa Telemedia, operator TelkomVision tak gentar. Dirut Indonusa, Elvizar mengatakan, bertambahnya pemain baru di bisnis pay TV justru menguntungkan pemain lama. Artinya, makin banyak perusahaan yang melakukan pemasaran dan edukasi pay TV.
Lagipula, TelkomVision tak takut bersaing dengan pemain baru. Karena menurutnya, TelkomVision menawarkan berbagai produk di semua segmen. Untuk segmen menengah ke atas, TelkomVision memiliki paket Hit. Paket ini ditawarkan dengan biaya berlangganan Rp 90.000 per bulan.
Adapun untuk kelas premium, TelkomVision menawarkan paket Yes TV dengan biaya berlangganan Rp 275.000 per bulan. "Sebentar lagi, kami juga akan mengeluarkan paket platinum, yang menawarkan internet dan pay TV," ujar Elvizar. Dengan sederet aksi ini, Elvizar yakin tahun ini pelanggan TelkomVision bisa tembus 500.000 pelanggan.
Bisnis pay TV yang cerah juga merembet pada pendapatan iklan TelkomVision. Saat ini, pendapatan iklan TelkomVision masih memberikan kontribusi 10% dari total pendapatan. Elvizar memandang, idealnya pendapatan iklan memberikan kontribusi 30%.
PT MNC Sky Vision, operator Indovision juga mengaku tak gentar. Arya Mahendra Sinulingga, Manajer Umum Sekretaris Perusahaan MNC Sky mengatakan, perusahaan masih memimpin di bisnis pay TV dengan 700.000 pelanggan. Ini membuat Indovision menguasai pangsa pasar 70% dari total pelanggan pay TV yang sebesar 1,1 juta pelanggan.
Indovision pede karena sudah 16 tahun menghadapi persaingan di bisnis ini. "Ada pemain baru datang dan pergi, namun kami konsis menawarkan layanan yang sama, ini yang kami tonjolkan," ujar Arya. Menghadapi TelkomVision yang hendak masuk ke internet pay TV, Indovision pun tak bergeming.
Menurut Arya, internet dan pay TV adalah dua bisnis yang berbeda dan tidak saling mematikan. Lagipula, Indovision juga menawarkan banyak pilihan mulai dengan biaya RP 85.000 per bulan untuk paket Top TV. Paket Indovision sendiri ditawarkan seharga Rp 145.000 per bulan. Untuk segmen premium, Indovision menawarkan paket Super Galaxy sebesar Rp 225.000 per bulan.
Hingga akhir tahun, Indovision menargetkan bisa merengkuh 800.000 pelanggan. Dengan average revenue per user (arpu) sebesar Rp 175.000, berarti Indovision menargetkan pendapatan tahun ini tumbuh 33,33%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News