Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan tetap optimistis proyek pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) komoditas nikel akan tetap berjalan, meskipun ada keraguan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah mengatakan, proyek pembangunan smelter tetap berjalan, sedangkan infrastruktur pendukung berupa pembangkit listrik dan pelabuhan akan digelar pembangunanya secara pararel. Pihaknya memproyeksikan investasi yang akan masuk ke wilayahnya bisa mencapai Rp 40 triliun.
"Kami mengundang investor ke Bantaeng dengan nilai investasi yang tidak kecil. Bukan, investor smelter yang abal-abal," kata Nurdin ketika dihubungi KONTAN, Rabu (11/3).
Menurut dia, pengembangan smelter kawasan Bantaeng Industrial Park (BIP) akan terus berlanjut dan tidak ada kekhawatiran terkait pasokan bahan baku bijih nikel. Rencananya, di kawasan seluas 3.000 hektare akan dibangun delapan smelter komoditas nikel.
Menurut Nurdin, ketersedian pasokan bahan baku sejatinya tidak ada persoalan, sebab masing-masing perusahaan yang memang sudah memiliki tambang sendiri di sejumlah wilayah di luar Kabupaten Bantaeng.
Bahkan, rencananya, pada tahun ini, akan ada dua perusahaan yang siap memulai kegiatan operasi produksi, yaitu PT Huadi Nickel Alloy Indonesia dan PT Zhongning Mining Metallurgy.
"Huadi Nickel, Insya Allah paling lambat September depan sudah bisa berproduksi," kata Nurdin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News