kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.860   -50,00   -0,30%
  • IDX 6.538   92,30   1,43%
  • KOMPAS100 939   12,04   1,30%
  • LQ45 730   8,52   1,18%
  • ISSI 209   2,52   1,22%
  • IDX30 378   3,03   0,81%
  • IDXHIDIV20 458   4,62   1,02%
  • IDX80 106   1,33   1,26%
  • IDXV30 113   1,41   1,27%
  • IDXQ30 124   0,78   0,63%

Soal Harga Kelapa Bulat Meroket, HIPKI: Pasokan Berkurang Akibat Cuaca Hujan Rendah


Selasa, 22 April 2025 / 18:54 WIB
Soal Harga Kelapa Bulat Meroket, HIPKI: Pasokan Berkurang Akibat Cuaca Hujan Rendah
ILUSTRASI. Seorang pedagang menunjukkan kelapa yang telah dibersihkan di Pasar Basah Mandonga, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (16/4/2025). Pedagang mengaku sejak Januari 2025, pasokan buah kelapa di wilayah itu mengalami kelangkaan akibat petani lebih memilih menjual kelapa untuk diekspor sehingga harga melonjak dari Rp7 ribu per buah menjadi Rp13 ribu per buah. ANTARA FOTO/Andry Denisah/wpa.


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Beberapa waktu terakhir usai bulan Ramadan, pasokan kelapa bulat di tanah air Nampak mengalami kelangkaan. Sebab itu, harga kelapa bulat melambung hingga Rp 25.000 per butir.

Mengenai hal ini, Wakil Ketua Umum Himpunan Industri Pengolahan Kelapa Indonesia (HIPKI) Amrizal Idroes menyebut kelangkaan ini disebabkan oleh curah hujan rendah yang tidak mencukupi kebutuhan air untuk tanaman kelapa.

“Musim panas pada tahun sebelumnya dan tahun berjalan. Sehingga curah hujan rendah, tidak mencukupi kebutuhan air untuk tanaman kelapa,” terang Amrizal kepada Kontan.co.id, Selasa (22/4).

Baca Juga: Ekspor Kelapa Bulat Marak, Pengamat Minta Pemerintah Segera Membuat Regulasi

Ada pun, dengan berkurangnya produksi kelapa bulat ini, tentunya berimbas kepada berkurangnya pasokan kelapa dalam negeri. Apa lagi para petani kelapa juga tak hanya memenuhi kebutuhan kelapa dalam negeri, tetapi juga kelapa untuk ekspor.

Amrizal mengatakan jika saat ini para petani kelapa mengalami kewalahan dalam mensuplai kelapa ke para pembeli.

“Karena petani juga menjual kelapa ke eksportir, dan pedagang lokal selain ke industri pengolahan dalam negeri. Mereka kewalahan bisa mensuplai ke berbagai pembeli tersebut, karena tingkat produksi kelapa tahun lalu dan sekarang turun secara signifikan,” tambahnya.

Baca Juga: Hipki Minta Pemerintah Bikin Regulasi Ekspor Kelapa Bulat

Sebagai informasi, harga kelapa pada kondisi normal berkisar dari Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per butir. 

Lebih lanjut, meski terjadi kenaikan harga dan pengurangan volume dari pasokan kelapa bulat, Amrizal memastikan bahwa distribusi kelapa bulat dari sentra petani hingga ke pabrik pengolahan tak mengalami banyak perubahan.

“Distribusi tidak banyak berubah cuma volume kelapanya saja yang berkurang banyak dan mahal harganya,” pungkasnya.

Baca Juga: Mendag Beberkan Penyebab Langkanya Kelapa Bulat di Pasaran

Selanjutnya: BFI Finance (BFIN) Mendapat Fasilitas Kredit dari BCA Sebesar Rp 2,8 Triliun

Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (23/4): Cerah hingga Diguyur Hujan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×