kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.774.000   15.000   0,85%
  • USD/IDR 16.505   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.258   -123,50   -1,94%
  • KOMPAS100 886   -22,04   -2,43%
  • LQ45 692   -18,18   -2,56%
  • ISSI 198   -4,07   -2,02%
  • IDX30 362   -8,54   -2,31%
  • IDXHIDIV20 438   -7,77   -1,74%
  • IDX80 100   -2,74   -2,66%
  • IDXV30 107   -0,87   -0,81%
  • IDXQ30 119   -2,62   -2,16%

Mendag Beberkan Penyebab Langkanya Kelapa Bulat di Pasaran


Jumat, 21 Maret 2025 / 15:08 WIB
Mendag Beberkan Penyebab Langkanya Kelapa Bulat di Pasaran
ILUSTRASI. Mendag) Budi Santoso membeberkan penyebab kelangkaan kelapa bulat di pasaran dan harganya yang melambung tinggi.


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA Beberapa waktu terakhir, pedagang mengeluh kesulitan mendapatkan kelapa bulat. Harga kelapa bahkan semakin meroket mendekati hari raya Idulfitri 2025. Terakhir, harga kelapa bulat per butir di Pasar Senen naik 50%, mencapai Rp 15 ribu, padahal semula hanya Rp 10 ribu.

Merespon kelangkaan kelapa bulat di pasaran, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso membeberkan kemungkinan pemicunya. Menurutnya, banyaknya permintaan ekspor kelapa bulat menjadi salah satu penyebab.

“Kelapa itu kan banyak permintaan ekspor juga, terus industri di dalam negeri juga banyak yang minta. Ya, jadi industri dalam negeri karena banyak yang ekspor, juga kadang-kadang kesulitan dapat barang. Itu memang masalahnya itu,” terang Busan di Kantor Kementerian Perdagangan, Jumat (21/3).

Baca Juga: Ekspor Kelapa Bulat Marak, Pengamat Minta Pemerintah Segera Membuat Regulasi

Lebih lanjut, Busan menjelaskan mengenai langkah pemerintah untuk mengantisipasi dan menstabilkan harga kelapa bulat di pasaran. Busan mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi.

“Nah, kami akan evaluasi bersama-sama, dari sisi industri, dari sisi eskportir, petani, kan harus berkumpul bareng,” jelasnya.

Ada pun terkait kenaikan harga kelapa bulat per butir yang mencapai 50% di pasaran, Busan mengatakan bahwa hal ini disebabkan oleh jumlah ekspor yang bertambah.

“Oh, ya mungkin permintaan ekspornya makin tambah,” pungkasnya.

Selanjutnya: Rupiah Spot Melemah 0,10% ke Rp 16.502 Per Dolar AS pada Perdagangan Jumat (21/3)

Menarik Dibaca: Hujan Petir Guyur Wilayah Ini, Simak Ramalan Cuaca Besok (22/3) di Jawa Timur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×