Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) memberikan ultimatum kepada PT Rekayasa Industri (Rekin) untuk segera membangun jaringan pipa gas Cirebon-Semarang. Jaringan pipa ini rencananya sepanjang 225 kilometer (km).
BPH Migas memberikan batas waktu hingga akhir Maret 2015. Jika sampai batas waktu Rekin masih juga menunda pembangunan jaringan pipa Cirebon - Semarang, BPH Migas akan menarik kembali proyek itu. Lantas, BPH Migas berencana mengalihkan proyek tersebut kepada pemenang tender proyek di urutan kedua yakni PT Perusahaan Gas Negara Tbk.
Bukan tanpa alasan BPH Migas memilih PGN sebagai penggantinya apabila Rekin gagal merealisasikan proyek tersebut. Pertimbangan BPH Migas, PGN mengikuti proses tender, sehingga penunjukan PGN tak perlu lewat proses tender lagi. Cara ini dianggap menghemat biaya dan waktu.
Alasan lain, PGN akan membangun pipa jaringan gas Cirebon-Semarang dengan duit sendiri. Berbeda dengan Rekin yang memanfaatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 5 triliun.
Dengan begitu, dana tersebut bisa dipakai untuk kebutuhan lain yakni membangun infrastruktur demi mendukung program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG). "Sebaiknya diserahkan saja ke PGN karena PGN mampu membangun jaringan pipa dengan biaya mereka sendiri," ujar Djoko Siswanto, Direktur Gas BPH Migas kepada KONTAN, Senin (23/2).
Asal tahu saja, Rekin memenangkan lelang pembangunan jaringan pipa gas Cirebon -Semarang sejak tahun 2006. Namun, hingga kini perusahaan pelat merah tersebut baru sekadar memperlihatkan notulensi rapat dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengenai rencana kerjasama penggunaan lahan di sisi rel atau right of way.
Sekretaris Perusahaan PT Rekayasa Industri Wilka Osca membenarkan jika perusahaannya diberikan batas waktu hingga Maret 2015. Untuk itu, Rekin akan menempuh empat langkah untuk segera merealisasikan pembangunan proyek sebelum tenggat waktu.
Pertama, berkoordinasi dengan KAI dan Kementerian Perhubungan untuk melakukan survei right of way (RoW). Kedua, melanjutkan proses feasibility study yang sedang dilakukan saat ini.
Ketiga, mencari potensi pasokan gas. Meski bukan merupakan tanggung jawab Rekin, Tapi Rekin berupaya mencari pasokan gas di Jawa Barat dan Jawa Tengah. "Termasuk juga offtaker-nya," ujar Wilka.
Keempat, menentukan mitra bisnis untuk bekerjasama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News