kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Soal pesanan Boeing 737, Sriwijaya Air: Aspek keselamatan paling utama


Senin, 11 Maret 2019 / 17:38 WIB
Soal pesanan Boeing 737, Sriwijaya Air: Aspek keselamatan paling utama


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Sriwijaya Air bakal menjadi maskapai ketiga yang mengoperasikan Boeing 737-Max 8, setelah Garuda Indonesia dan Lion Air bila pemerintah memberikan restu. Pasalnya, Sriwijaya sudah memesan unit tersebut dan diperkirakan dalam dua tahun ini akan datang 3 unit.

Joseph Saul, Direktur Utama Sriwijaya Air menjelaskan bahwa aspek keamanan menjadi hal yang paling penting. Oleh karena itu, terkait rencana mendatangkan unit baru tersebut pihaknya selalu berkoordinasi dan menunggu izin dari pemerintah.

"Apakah pesawat boleh terbang atau tidak, itu regulator yang atur. Ya balik lagi ke regulasi dan regulator yang mengatur, kami berpedoman itu saja," ujarnya kepada KONTAN, Senin (11/3).

Saat ini aspek prosedur keselamatan penerbangan menjadi perhatian utamanya. Zero tolerance untuk faktor keamanan, sehingga bila ada masalah pada pesawat maka akan digrounded sampai pesawat tersebut dipastikan bisa terbang tanpa masalah.

"Aspek safety kami nomer 1, paling atas, jadi kalau pesawat kami ada delay itu karena kami jalankan aspek safety yang sangat ketat. Kalau ada masalah sekecil apapun akan kami tahan untuk terbang," lanjutnya.

Dirinya menyampaikan setiap pesawat miliknya juga terus dilakukan perawatan secara berkala. Perawatan ini untuk meminimalisasi adanya gangguan sebelum terbang. Prosedur C Check, B Check, A Check itu secara periodikal tidak pernah lewat dan perawatan tepat waktu.

Andai nantinya atas dasar keselamatan pemerintah tak merestui rencana penambahan Boeing 737-Max 8 pun dirinya akan mengikutinya. "Iya tinggal tunggu approval pemerintah saja, kalau pemerintah setujui ya kami jalankan (mendatangkan Boeing 737-Max 8) kalau pemerintah bilang postphone ya kami postphone," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×