Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kereta Commuterline Indonesia (KCI) berencana mengimpor KRL bekas dari Jepang lantaran terdapat rangkaian KRL Jabodetabek yang perlu dipensiunkan karena usia pakainya sudah lama. Tercatat ada 10 rangkaian KRL Jabodetabek yang perlu dipensiunkan pada tahun 2023.
Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Arif menyatakan pihaknya tidak anti impor. Namun perlu diingat, sesuai arahan Presiden Jokowi yang mengatakan bahwa belanja APBN, APBD, BUMN mesti diprioritaskan pada belanja produk dalam negeri.
“Jadi kalau memang ada kebutuhan, prioritaskan dari dalam negeri. Ada kok industri kita yang bisa produksi,” ucap Febri saat dikonfirmasi, Rabu (1/3).
Febri mengatakan, semua perencanaan belanja di BUMN mestinya dapat dilakukan dengan baik. Termasuk perencanaan pengadaan gerbong KRL. Adanya rencana impor KRL yang terkesan mendadak memperlihatkan perencanaan yang kurang cermat.
Febri mengingatkan, jika belanja diarahkan pada produk dalam negeri, akan berdampak pada roda perekonomian yang bergerak. Hal itu akan membuat terbukanya lapangan kerja dan bertambahnya pendapatan negara.
Baca Juga: DPR Soroti Rencana Impor KRL Bekas dari Jepang
“Makanya kita dalam program P3DN selalu mengingatkan kepada kuasa pengguna anggaran atau yang menangani belanja di BUMN/BUMD agar jauh jauh hari membuat perencanaan belanja barang, belanja modal diarahkan untuk belanja produk dalam negeri,” jelas Febri.
Dihubungi secara terpisah, Vice President Corporate Secretary KAI Commuter, Anne Purba menyampaikan, KAI Commuter saat ini sedang melakukan pengadaan kereta baru produksi lokal melalui PT INKA untuk menambah armada dan meningkatkan kapasitas angkut.
Hal ini sesuai dengan program jangka panjang perusahaan karena diprediksi volume pengguna yang semakin meningkat setiap tahunnya.
“16 trainset sudah dipesan dengan nilai kurang lebih Rp 4 triliun, bahkan kesepakatan awal Memorandum of Understanding (MoU) sejak tahun 2022 sudah ditandatangani. Kereta ini akan dapat dioperasikan pada tahun 2025-2026,” ujar Anne.
KAI Commuter juga merencanakan pengadaan kereta bukan baru. Yakni untuk mengganti/me-replace kereta yang rencananya akan di konservasi (dipensiunkan) mulai tahun ini 2023. Adapun Jumlah kereta yang akan di konservasi sebanyak 10 rangkaian pada tahun 2023, dan 19 rangkaian pada tahun 2024.
Dalam pemenuhan kebutuhan kereta baru dan bukan baru ini, KAI Commuter telah melakukan Forum Group Discussion (FGD) terlebih dulu dengan melibatkan para stakeholders baik dari Kementerian, Pengamat dan komunitas pengguna commuter line.
Baca Juga: KCI Akan Pensiunkan 10 Rangkaian KRL pada Tahun 2023
Hasilnya, impor kereta bukan baru memang menjadi pilihan utama untuk menggantikan kereta-kereta yang di konservasi.
Terdapat pilihan lain dengan melakukan upgrade teknologi pada kereta yang akan di konservasi, hanya saja pilihan tersebut membutuhkan waktu 1-2 tahun untuk pengerjaannya. KAI Commuter juga sudah berdiskusi dengan PT INKA, Jepang dan Spanyol terkait sharing upgrade teknologi ini.
Anne menyebut, kereta bukan baru yang sebelumnya dilakukan oleh KAI Commuter tidak serta merta langsung digunakan untuk operasional commuter line. Namun, KAI Commuter melakukan upgrade pada gerbong-gerbong kereta yang diimpor itu.
Misalnya, mengganti air conditioner (AC) di dalam kereta, bangku-bangku di setiap kereta dengan barang-barang yang memiliki tingkat TKDN (Tingkat Komponen Dalam) yang tinggi.
Setelah dilakukan pekerjaan di interior dan eksterior kereta ini, dari hitungan KAI Commuter tingkat TKDN setiap trainset kereta menjadi 40%-an, di atas standar yang ada. Semua produk yang digunakan merupakan produk dalam negeri. Saat ini KAI Commuter masih belum mendapat izin untuk Kereta bukan baru tersebut.
Anne menyatakan, saat ini KAI Commuter melayani lebih dari 800 ribu pengguna per hari. Adapun, sebelum pendemi sudah dapat melayani 1,2 juta pengguna per hari.
“Selama proses perizinan belum diberikan, KAI Commuter akan melakukan optimalisasi rekayasa pola operasi agar operasional perjalanan commuter line tetap melayani para pengguna di seluruh Lintas Jabodetabek,” pungkas Anne.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News