Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli
Ke depan, Waskita Karya Infrastruktur masih akan melakukan ekspansi dengan menambah alat produksi maupun membangun pabrik lagi. Penambahan alat produksi tersebut sudah masuk dalam anggaran investasi pabrik tahun ini yang sebesar Rp 238 miliar. Penambahan mesin ini bakal disesuaikan dengan nilai kontrak yang mereka genggam.
“Akan keluar kontrak baru dari PLN karena Waskita Karya Infrastruktur sudah terdaftar dalam daftar penyedia terseleksi (DPT). Nah nanti akan turun kebutuhan volumenya berapa dalam satu tahun, setelah ketemu angka kita evaluasi apakah perlu menambah mesin,” jelas Gunadi.
Baca Juga: Kapitalisasi saham BUMN melempem, ini saran analis
Sementara itu, penambahan pabrik baru bakal dilaksanakan dengan ketersediaan lahan seluas 4 hektare. Selain pengerjaan transmisi, Waskita Karya Infrastruktur akan juga memproduksi kebutuhan baja untuk jalan tol layang, jembatan maupun terowongan. Sejalan dengan rencana tersebut, Waskita Karya Infrastruktur berharap kontribusi nilai kontrak terhadap induk usaha bisa naik dua kali lipat dari Rp 1 triliun menjadi Rp 2 triliun.
Selain dengan PLN, Waskita Karya Infrastuktur bekerjasama antara lain dengan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dan PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP). Kemudian PT Hanwa Indonesia, PT Cipta Baja Jayaindo, Tekla Structures dan Wahan Sentra Niaga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News