Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen semen, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) terus melakukan pengembangan produk semen baru guna menopang kinerja bisnis di masa mendatang.
Upaya tersebut telah diperlihatkan oleh SMCB melalui produk semen Dynamix Masonry yang diperkenalkan pada bulan September 2020. Produk yang dijuluki “Si Ijo” ini merupakan inovasi SMCB dengan Semen Indonesia Group (SIG).
Produk ini merupakan semen masonry Tipe-S yang diciptakan melalui proses berteknologi tinggi dengan kualitas dry control agent untuk mengatur kadar udara, sehingga hasil mixing menjadi lebih baik dan aplikasinya lebih mudah serta dapat kering di waktu yang cepat dan tepat.
“Semen ini memiliki karbon reduction yang lebih baik daripada produk semen pada umumnya, sehingga lebih ramah lingkungan,” kata Presiden Direktur SMCB Aulia Mulki Oemar saat paparan publik virtual, Selasa (30/3).
Menurut dia, sejak pertama kali diluncurkan, semen Dynamix Masonry telah mendapat respons positif dari konsumen di pasar. Kontribusi penjualan bulanan produk semen tersebut diperkirakan sekitar 6%-7% dari total penjualan semen domestik SMCB. Pihak SMCB pun optimistis tren positif tersebut akan terus berlanjut sepanjang tahun 2021.
Baca Juga: Gelar RUPST, Solusi Bangun Indonesia (SMCB) beberkan realisasi kinerja di ahun 2020
Sebagai anak usaha PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), sejumlah produk semen curah yang dijual perusahaan tersebut, termasuk SMCB, telah dirampingkan menjadi 7 jenis produk dengan merek yang baru. Di antaranya adalah EzPro, PwrPro, UltraPro, SprinPro, DuPro+, SuperTermo, dan MaxStrength.
“Simplifikasi ini merupakan hasil sinergi dan integrasi seluruh anak perusahaan SIG, termasuk Solusi Bangun Indonesia,” ujar Aulia.
Proyeksi Bisnis SMCB di 2021
Terkait proyeksi kinerja keuangan di tahun 2021, Aulia belum bisa membeberkannya secara rinci. Namun, secara umum Manajemen SMCB menargetkan pendapatan dan laba bersih perusahaan tersebut akan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini.
Salah satu katalis positif bagi kinerja produsen semen, termasuk SMCB, di tahun ini adalah kenaikan anggaran pengembangan infrastruktur pemerintah sebesar 47% menjadi Rp 414 triliun.
Selain itu, program vaksinasi Covid-19 diharapkan dapat menjadi pemicu pulihnya ekonomi nasional yang tentu berdampak baik bagi bisnis SMCB. Dengan sentimen-sentimen tersebut, Manajemen SMCB meyakini pertumbuhan penjualan semen nasional berada di kisaran 3%-6% di tahun ini.
Manajemen SMCB juga yakin penjualan semen ekspor di 2021 bakal lebih baik dibandingkan tahun 2020 lalu yang realisasinya tercatat sebesar 1,5 juta ton. Perusahaan ini berupaya memperkuat penjualannya ke beberapa negara seperti Australia, Bangladesh, Filipina, dan China.
Baca Juga: Konsumsi semen diproyeksi pulih, simak rekomendasi saham Semen Indonesia (SMGR)
Aulia juga menyebut, pihaknya berkomitmen untuk terus memasok produk semen untuk proyek-proyek pemerintah sepanjang tahun ini. Salah satu contohnya adalah proyek Flyover Lenteng Agung di Jakarta Selatan yang menjadi proyek pertama ComfilPlas lengkap dengan fasilitas DynaPump SMCB. Di sana, SMCB berkolaborasi dengan PT PP Tbk.
“Kami akan terus memperkuat sinergi dengan SIG untuk menghadirkan lebih banyak solusi inovatif dan menghadirkan ketersediaan produk dan layanan,” ungkapnya.
Sebagai informasi, SMCB mengalami penurunan pendapatan sebesar 8,59% (yoy) menjadi Rp 10,11 triliun di tahun 2020. Hal ini selaras dengan volume penjualan semen dan terak SMCB yang turun 3,09% (yoy) menjadi 11,97 juta ton. Namun, laba bersih tahun berjalan SMCB tumbuh 30,44% (yoy) menjadi Rp 0,65 triliun berkat berkurangnya beban operasional sebesar 20%.
Selanjutnya: Pefindo naikkan peringkat Semen Indonesia (SMGR) menjadi idAA+
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News