Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Jika tidak ada aral melintang, maskapai Citilink, anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) melakukan pemisahan usaha (spin off) pada Juni tahun ini. Target ini meleset atau terlambat dua bulan dari yang telah direncanakan perseroan yaitu, April tahun ini.
"Rencananya Citilink akan pisah dari Garuda Mei atau Juni tahun ini," ujar Elisa Lumbantoruan, Direktur Keuangan Garuda Indonesia kepada Tribunnews di Jakarta, Rabu (25/4).
Menurut Elisa, Citilink sudah masuk dalam fase terakhir dari proses spin off. Fase yang dimaksud Elisa berupa inspeksi pesawat, simulasi penanganan keadaan darurat (emergency), dan lain-lain. "Fase terakhir spin off lebih kepada pengecekan pesawat dan kesiapan kru kabin," jelasnya.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews, lambatnya proses spin off Citilink dari Garuda disebabkan pada rencana Garuda yang tengah memperbaharui sertifikat keselamatan.
Elisa sebelumnya menjelaskan, Citilink sedang mengurus resertifikasi keselamatan IATA Operational Safety Audit (IOSA). Sertifikat IOSA merupakan syarat operasional secara internasional yang wajib dimiliki maskapai.
Selama mengurus pembaruan sertifikasi, perseroan tidak boleh melakukan perubahan struktur dan manajemen perusahaan.
Sedangkan untuk sertifikat operasi pesawat atau Air Operator Certificate (AOC) Citilink sebagai perusahaan mandiri, saat ini memasuki tahap dua, yakni berkaitan dengan manajemen operasional dan standar prosedur.
Nantinya, Citilink akan memegang sertifikat AOC 121, yaitu sertifikat yang diberikan oleh Kementerian Perhubungan untuk maskapai yang mengoperasikan pesawat dengan kapasitas diatas 30 kursi.
Sepanjang 2012, manajemen Garuda berencana mendatangkan 10 pesawat tambahan untuk Citilink, terdiri dari sembilan Airbus A320-200 dan satu unit Boeing 737-300. Total pesawat yang dioperasikan Citilink sampai akhir 2012 adalah 20 unit.
Untuk spin off Citilink, Garuda akan mengeluarkan dana sekitar Rp 1,7 triliun. Memasuki semester II nanti, Citilink akan menambah tiga rute baru yaitu Jakarta-Yogyakarta, Jakarta-Pekanbaru dan Jakarta-Padang, sehingga total rute yang dilayani menjadi 11 rute.
Pembukaan rute dan pengoperasian armada baru membuat manajemen Citilink optimistis dapat meningkatkan 150% jumlah penumpang di 2012 menjadi 4 juta dari realisasi penumpang 2011 sebanyak 1,6 juta. (Sanusi/Tribunnnews)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News