Reporter: Merlinda Riska | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk alias Spindo ingin memperbesar porsi pendapatan dari penjualan pipa komponen otomotif. Spindo mengimpikan kontribusi penjualan pipa menyumbang pendapatan 20% di 2015.
Untuk mewujudkan mimpi itu, Spindo pun berupaya memperbesar kapasitas pabrik di Karawang, Jawa Barat, yang memang memproduksi pipa komponen otomotif. Caranya dengan menambah tiga mesin baru.
Tanpa menyebutkan biaya investasi, Wakil Direktur Utama Steel Pipe Industry Tedja Sukmana Hudianto bilang, mesin pertama telah masuk pada bulan September. Sementara mesin kedua dan ketiga dijadwalkan masuk pabrik pada Oktober tahun ini dan Juni tahun depan.
Sebetulnya, perusahaan berkode ISSP di Bursa Efek Indonesia itu sudah memiliki mesin pembuat pipa komponen otomotif beroda empat. Hanya, mesin tersebut memproduksi pipa berketebalan tiga milimeter.
Sementara mesin ketiga yang akan datang tahun depan nanti, bisa membikin pipa dengan ketebalan tujuh milimeter. "Dengan mesin baru itu, kami akan jadi satu-satunya produsen lokal pipa tebal untuk otomotif beroda empat," klaim Tedja kepada KONTAN, Selasa (23/9).
Bukan tanpa alasan Spindo meningkatkan kapasitas produksi pipa komponen otomotif. Perusahaan itu meyakini potensi bisnis itu masih lebar. Dengan alasan, lebih dari 70% pasokan pipa baja otomotif adalah barang impor. Belum lagi pertumbuhan permintaan produk tersebut saat ini mencapai 20% per tahun.
Nah, Spindo menargetkan kehadiran tiga mesin anyar tadi bisa mengerek kapasitas produksi pabrik Karawang dari semula 3.500-4.500 ton per bulan menjadi 8.000-9.000 ton per bulan. "Saat ini kontribusi pendapatan dari penjualan pipa komponen otomotif baru 15%, mudah-mudahan tahun depan bisa naik menjadi 20%," harap Tedja.
Meski tengah intensif mengembangkan pabrik pipa komponen otomotif, Spindo sadar jika produksi pipa baja infrastruktur dan konstruksi masih menjadi tulang punggung pendapatan. Dus, baik tahun ini maupun tahun depan, manajemen Spindo memperkirakan pendapatan dari penjualan kedua jenis pipa itu masih akan berkontribusi hingga 70% terhadap total pendapatan.
Perlu Anda ketahui, Spindo memproduksi pipa baja infrastruktur dan konstruksi di pabrik tiga pabrik di Jawa Timur yakni, Sidoarjo, Gresik dan Surabaya. Perincian kapasitas pabrik itu begini; pertama, pabrik Sidoarjo memproduksi 6.000 ton pipa baja furnitur per bulan dan 3.000 ton–4.000 ton pipa baja karoseri per bulan.
Kedua, pabrik di Gresik menghasilkan 25.000 ton pipa baja saban bulan. Lantas, ketiga, pabrik di Surabaya memiliki kapasitas produksi 400.000 ton pipa baja tiap bulannya.
Namun, Tedja memberikan catatan kalau Spindo akan menutup pabrik Surabaya pada 2016 mendatang. "Nanti mesinnya akan dipindahkan ke Sidoarjo dan Gresik agar lebih efisien," alasan Tedja.
Selain sibuk memperbesar kapasitas produksi, Spindo saat ini juga tengah mempersiapkan diri mengikuti tender infrastruktur dan konstruksi beberapa pelabuhan dan bandar udara milik pemerintah yang ada di program Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Hanya, Tedja belum mau blak-blakan proyek mana yang diincar.
Sampai akhir 2014 nanti, manajemen Spindo menargetkan pendapatan Rp 3,88 triliun. Artinya naik 10% dari realisasi pendapatan Spindo pada 2013 yakni Rp 3,53 triliun. Kalau tahun 2015, perusahaan ini ingin mencetak pendapatan hingga Rp 5,43 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News