Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sreeya Sewu Indonesia Tbk (SIPD) menargetkan penjualan sekitar Rp 5,5 triliun hingga akhir 2025, atau tumbuh sekitar 3%-4% dibandingkan tahun lalu.
Perseroan optimistis mampu memperbaiki kinerja keuangan dan menutup tahun dengan laba bersih sekitar Rp 3 miliar, setelah sempat membukukan rugi sebesar Rp 16,18 miliar pada semester I-2025.
Direktur SIPD Natanael Yuyun Suryadi, menjelaskan bahwa pada semester I-2025, kinerja perseroan masih mencatat penurunan. Namun, pada semester kedua, kondisi berangsur membaik seiring peningkatan volume penjualan dan efisiensi biaya.
“Ekspektasi kami, pada semester II ini akan menciptakan laba sekitar Rp 24–25 miliar, sehingga secara keseluruhan tahun 2025 bisa berbalik positif dengan laba bersih sekitar Rp 3 miliar,” ujar Natanael usai rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), Kamis (16/10/2025).
Baca Juga: Tahun Ini, Sreeya Sewu Indonesia (SIPD) Bidik Pendapatan Rp 6 Triliun
Hingga kuartal III-2025, total penjualan Sreeya tercatat mencapai Rp 3,93 triliun. Dari jumlah tersebut, segmen pakan ternak menjadi kontributor utama dengan nilai penjualan Rp 1,96 triliun atau sekitar 50% dari total.
Sementara itu, segmen pembibitan dan peternakan ayam berkontribusi Rp 0,99 triliun (25%), dan ayam potong serta makanan beku sebesar Rp 0,98 triliun (25%).
Menurut Natanael, volume pakan ternak tumbuh 11% secara tahunan, seiring stabilnya harga jual dan meningkatnya permintaan dari konsumen industri. Ia menambahkan, pertumbuhan tersebut menjadi katalis utama dalam mengejar target penjualan hingga akhir tahun.
“Kami sempat berat di semester pertama, tapi tren di kuartal III menunjukkan pemulihan yang kuat. Volume pakan sudah tumbuh double digit, dan dengan stabilnya harga ayam dan DOC, target tahun ini masih sangat realistis,” jelasnya.
Dari sisi harga, kenaikan ayam hidup ke kisaran Rp 21.000 per kilogram dan DOC (day old chick) ke sekitar Rp 7.000 per ekor turut memperkuat margin laba perusahaan. Kinerja positif ini juga ditopang oleh hasil efisiensi operasional, penghematan biaya, serta pengelolaan modal kerja dan persediaan yang lebih baik.
Natanael menuturkan, daya beli konsumen di segmen bawah masih stagnan, namun produk premium justru menunjukkan pertumbuhan signifikan.
“Segmen premium seperti Belfood Royal dan Ayam Nanas tumbuh double digit, sekitar 20%,” ungkapnya.
Perseroan juga mencatat penerimaan pasar yang baik terhadap produk kategori ready to eat dan easy to cook, yang kini sudah tersedia di berbagai jaringan minimarket dan ritel modern.
Strategi ini menjadi bagian dari langkah Sreeya memperluas pasar dan memperkuat posisi di segmen makanan olahan bernilai tambah tinggi.
Momentum pertumbuhan Sreeya turut didukung oleh beroperasinya pabrik baru di Jawa Timur sejak Juni 2025. Fasilitas tersebut diharapkan meningkatkan kapasitas produksi sekaligus efisiensi rantai pasok bahan baku.
Selanjutnya: Promo Hypermart 16-22 Oktober 2025, Beli 2 Gratis 1 Teh Celup-Nata De Coco Drink
Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (17/10) Hujan Lebat Guyur Banyak Provinsi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News