Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen tekstil dan garmen PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) alias Sritex masih melihat prospek cerah industri ini di tahun depan. Baik pasar ekspor maupun domestik berpeluang tumbuh signifikan.
Dari sisi ekspor, manajemen sempat mengatakan efek perang dagang mengakibatkan salah satu perusahaan fashion besar di Amerika Serikat akan memindahkan produksinya dari China.
Baca Juga: Sritex (SRIL) percepat pelunasan surat utang senior yang jatuh tempo 2021
SRIL meyakini akan mendapat dampak positif dari kedua negara tersebut, terutama AS. Manajemen sempat memprediksikan pesanan dari negeri Paman Sam pada 2020 bisa meningkat 20%-30% dibanding tahun ini.
Adapun terkait proyeksi pertumbuhan ekspor secara keseluruhan, perusahaan belum dapat membagikan detailnya. "Untuk outlook nya (2020) masih positif, kami melihat ada potensi appetite belanja mulai membaik," sebut Joy Citradewi, Corporate Communication SRIL kepada Kontan.co.id, Selasa (10/12).
Secara bisnis keseluruhan, Joy bilang, perusahaan masih berharap agar dapat tumbuh dobel digit tahun 2020 nanti. Mengenai rencana ekspansi, pihaknya bilang belum ada informasi lebih lanjut terkait hal tersebut.
Baca Juga: Sri Rejeki Isman (SRIL) merampungkan pelunasan utang US$ 188 juta
Yang terang SRIL akan menggenjot bisnis baik di segmen luar negeri maupun dalam negeri. Mengintip laporan penjualan perseroan, tercatat bahwa SRIL membukukan pertumbuhan penjualan 17,16% secara tahunan menjadi US$ 895,08 juta per kuartal III-2019.
Dimana pada periode yang sama tahun sebelumnya, penjualan SRIL baru mencapai US$ 763,95 juta. Jika dirinci, penjualan ekspor tumbuh 31,71% year on year (yoy) menjadi US$ 534,54 juta, dari sebelumnya US$ 405,86 juta.
Nilai ekspor yang berkontribusi 59,72% terhadap total penjualan ini paling banyak berasal dari penjualan benang, disusul pakaian jadi, kain jadi, lalu kain mentah. Kenaikan penjualan ekspor terbesar terjadi untuk wilayah Amerika Serikat dan Amerika Latin, yakni 191,39% yoy menjadi US$ 72,67 juta.
Baca Juga: Pelaku industri garmen kian semakin gencar manfaatkan teknologi
Sebagai informasi, per September 2019 ini, penjualan ekspor SRIL mencakup wilayah Asia sebesar 60,5%, Eropa 15,2% , Amerika Serikat dan Amerika Latin 13,6% , Uni Emirat Arab dan Afrika 10,5%, serta Australia 0,3%.
Sementara itu, penjualan lokal SRIL hanya tumbuh 0,68% secara tahunan, dari US$ 358,09 juta menjadi US$ 360,53 juta. Penjualan lokal terbesar juga masih berasal dari penjualan benang, lalu kain jadi, pakaian jadi, kemudian kain mentah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News