kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ST Telemedia Global, Triputra Group, dan Temasek bersiap bangun pusat data di Bekasi


Kamis, 27 Mei 2021 / 18:33 WIB
ST Telemedia Global, Triputra Group, dan Temasek bersiap bangun pusat data di Bekasi
ILUSTRASI. Ilustrasi data center. REUTERS/Benoit Tessier


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. ST Telemedia Global Data Centres (STT GDC), perusahaan penyedia jasa pusat data yang berbasis di Singapura mengumumkan kerjasama strategis dengan Triputra Group dan Temasek. Kerjasama itu untuk membangun platform operasi pusat data baru di Indonesia.

Joint venture tersebut berencana membangun kampus pusat data pertama di Greenland International Industrial Center, yang berlokasi di Kota Deltamas, Cikarang, Bekasi. 
Nantinya, Kampus pusat data ini akan terdiri dari beberapa gedung dengan dukungan kapasitas hingga 72 megawatt untuk memenuhi kebutuhan pengembangan teknologi informasi. Konstruksi fase pertama diharapkan bisa dimulai bulan mendatang dan diperkirakan akan rampung di kuartal I-2023.

President and Group CEO, STT GDC, Bruno Lopez menyebutkan joint venture ini menandai masuknya STT GDC ke pasar pusat data Indonesia. Hal ini merupakan langkah penting perusahaan untuk bisa menjadi pelaku usaha pusat data yang terdepan di Asia Pasifik.

"Kami sangat yakin bahwa kemampuan kami dalam merancang, membangun, dan mengoperasikan pusat data, digabungkan dengan pengalaman Triputra Group dalam mengoperasikan bisnis diberbagai sektor di Indonesia, serta pengalaman Temasek dalam berinvestasi di Indonesia maupun global, akan menempatkan kami dalam posisi yang baik untuk dapat melayani kebutuhan ekonomi digital di Indonesia yang sedang berkembang pesat,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis (27/5).

Baca Juga: Ramai di medsos soal lempengan besi di tabung Elpiji 3 kg, ini kata Pertamina

Kebutuhan akan layanan digital dan cloud di Indonesia bertumbuh secara eksponensial. Karenanya, ini dinilai waktu yang paling tepat untuk masuk ke industri pusat data.

Direktur Triputra Group Arif Rachmat menambahkan, pemerintah Indonesia telah mencanangkan Roadmap Sistem Perdagangan Nasional Berbasis Elektronik dan Roadmap Indonesia Digital 2021-2024 untuk mendukung perekonomian digital yang inklusif, serta mempersiapkan akselerasi pertumbuhan digital terutama untuk pelaku usaha lokal.

Oleh sebab itu, pihaknya berharap dapat menambahkan pengalaman dan pengetahuan atas pasar lokal untuk mendorong pertumbuhan bisnis ini lebih jauh. Triputra Group meyakini pada potensi pertumbuhan digital Indonesia di masa depan.

"Terlebih lagi, ini akan menjadi pencapaian yang penting bagi perekonomian Indonesia dan kami ingin mendukung pemerintah untuk mewujudkannya," sebutnya.

Perekonomian digital Indonesia diproyeksikan akan bernilai US$ 124 miliar di tahun 2025, dan akan menjadi yang perekonomian nomor 4 terbesar di dunia di tahun 2050. Negara berbasis kepulauan ini telah menjadi basis bagi beberapa perusahaan besar di Indonesia yang turut memicu dan menjadi bagian dalam perkembangan pesat ekonomi digital Indonesia.

Hal ini juga dibantu dengan meningkatnya penetrasi Internet yang mencapai 64,8% atau setara dengan 171 juta orang, dengan sebagian besar adalah penduduk berusia di bawah 35 tahun yang mewakili sekitar 67% dari pengguna Internet di seluruh Indonesia.

Kemitraan ini juga merupakan cerminan dari kepercayaan diri Indonesia sebagai penerima Foreign Direct Investment (FDI). Di kuartal pertama 2021, FDI yang masuk mencapai US$ 7,72 miliar, meningkat 14% dibandingkan periode waktu yang sama di tahun 2020. Singapura adalah penyumbang FDI terbesar di tahun 2020, dan tetap memimpin di Q12021.

Melalui kemitraan ini, STT GDC akan memperluas dan memperkuat jaringan pusat datanya di Asia dan kini mencakup tiga negara dengan populasi terbesar di Asia, yaitu China, India dan Indonesia, serta lokasi-lokasi strategis di Singapura dan Bangkok, sehingga memperkokoh keberadaannya di pasar-pasar Asia yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tertinggi.

Selanjutnya: Pengguna Instagram dan Facebook kini bisa sembunyikan jumlah like, caranya mudah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×