Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspor kayu olahan dinilai tidak banyak berubah pada tahun 2017. Meski begitu, pengusaha industri kayu olahan optimistis akan meningkatkan penjualan pada tahun 2018.
“Kalau dari industri kayu olahan penjualan tahun 2017 stagnan tapi tidak turun,” ujar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan Kayu Olahan Indonesia (ISWA), Soewarni kepada KONTAN, Senin (1/1).
Kenaikan ekspor industri kehutanan dinyatakan Soewarni berlaku atas penghitungan seluruh jenis industri kehutanan. Pada industri kayu olahan penjualan tahun 2017 stagnan dan tidak turun.
Penjualan kayu olahan pada tahun 2017 hingga Oktober sebesar US$ 1,72 miliar. Hal tersebut dinilai positif oleh Soewarni dapat mencapai penjualan tahun 2016 sebesar US$ 2 miliar.
Soewarni berharap penjualan kayu olahan akan meningkat pada tahun 2018. Hal itu dinilai Soewarni akibat telah diberlakukannya lisensi Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT).
Pemberlakuan FLEGT dinilai dapat meningkatkan daya saing produk kayu Indonesia karena diakui berasal dari kayu yang legal. Selain itu penerapan FLEGT juga akan meningkatkan harga dari produk kayu tersebut.
Meski begitu Soewarni bilang kenaikan penjualan dipengaruhi oleh ketersedian bahan baku. “Bahan baku dari alam bisa terpenuhi penjualan akan naik, tetapi kalau tidak diharapkan sama,” jelas Soewarni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News