kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor kayu panel dan olahan bangkit


Selasa, 02 Juli 2013 / 08:10 WIB
Ekspor kayu panel dan olahan bangkit
ILUSTRASI. Peer to Peer Lending.


Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Fitri Arifenie

JAKARTA. Industri kehutanan mulai bergeliat. Buktinya: ekspor produk kehutanan seperti kayu panel (panel wood) dan kayu olahan (woodworking) mulai bangkit. Berdasrkan data dari Kementrian Kehutanan (Kemhut), ekspor kayu panel dan kayu olahan mengalami kenaikan 5,19% pada semester pertama dibandingkan tahun lalu periode yang sama.

Merujuk kepada data Kementrian Kehutanan, pada periode Januari hingga Juni 2012, ekspor kayu panel dan kayu olahan tembus hingga US$ 1,54 miliar. "Untuk ekspor woodworking dan panel, sampai Juni 2013 sudah mencapai US$ 1,62 miliar," kata Dwi Sudharto, Direktur Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hutan (BPPHH) Kemhut saat dihubungi KONTAN, Senin (1/7).

Kenaikan ekspor ini, kata Dwi menunjukan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) yang diterapkan sejak 1 Januari lalu mendapatkan respon positf dari negara-negara tujuan ekspor.

Dwi bercerita pelaku industri kehutanan sudah banyak yang melakukan SVLK. Dalam empat bulan pertama tahun ini, jumlah SVLK yang diterbitkan oleh Kemhut mencapai 24.791 dokumen. Pada Januari 2013, dokumen SVLK yang terbit sebanyak 5.613 dokumen. Sedangkan pada April, penerbitan SVLK mencapai 6.872 dokumen.

Selain itu juga, kenaikan nilai ekspor ini karena faktor permintaan dunia terhadap kayu panel dan olahan. Menurutnya, SVLK bukan satu-satunya alasan nilai ekspor naik. "Sebab, Jepang dan China masih belum mempersyaratkan kewajiban (menyertakan SVLK)," kata Dwi.

Berbeda dengan Dwi, Purwadi, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) mengatakan kenaikan ekspor dua komoditas malah terdongkrak karena harga. Sedangkan untuk volumenya, justru mengalami penurunan. "Meskipun volume ekspornya turun tetapi nilai ekspornya mengalami kenaikan," kata Purwadi.

APHI mencatat, harga kayu panel dan kayu olahan lebih tinggi ketimbang tahun lalu. Secara rerata, harga kayu panel pada tahun 2012 mencapai US$ 536 per metrik ton. Sedangkan harga kayu olahan pada 2012 mencapai US$ 581 per metrik ton.

Dihubungi secara terpisah, Soewarni, Ketua Asosiasi Pengusaha Kayu Gergajian dan Kayu Olahan (ISWA) mengatakan pada tahun ini ekspor kayu olahan akan mengalami kenaikan antara 5% hingga 10% dibandingkan dengan tahun lalu.

Tahun lalu, nilai ekspor kayu olahan mencapai US$ 1,32 miliar. Berarti, tahun ini, nilai ekspor kayu olahan diperkirakan mencapai US$ 1,39 miliar hingga US$ 1,45 miliar.

"Volume akan didominasi oleh kayu non hutan alam," kata Soewarni. Secara total, pada 2012, nilai ekspor kayu panel dan olahan sebesar US$ 2,78 miliar atau turun dibandingkan nilai ekspor 2011 mencapai US$ 2,87 miliar.

Asia mendominasi

Sementara untuk tujuan negara ekspor kayu panel dan olahan, kata Soewarni masih dimoniasi oleh Asia seperti China, Jepang dan Taiwan. Hal ini juga diamini oleh Purwadi.

Menurut Purwardi, pasar ekspor ke Eropa sedang lesu karena ada krisis di kawasan tersebut. "Pasar bergeser ke Asia," kata Purwadi.

Melihat data APHI, sampai April 2013, ekspor produk industri kehutanan paling besar ke Asia sekitar US$ 1,47 miliar atau 75,38% dari keselurah total ekspor. Sedangkan ekspor porsi ekspor ke Eropa hanya sebesar 10,51% yang setara dengan US$ 203 juta.

Sisanya produk industri kehutanan diekspor ke Amerika Utara, Amerika Selatan dan Afrika. "Tahun 2011, Eropa juga hanya sekitar 13% ," katanya. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×