Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat Ekonomi Digital, Heru Sutadi melihat pertumbuhan bisnis start up di Indonesia masih cukup baik. Meskipun memang ada tantangannya tersendiri bagi masing-masing bidang start up.
Heru mengatakan saat ini Indonesia telah memiliki pemain-pemain unicorn maupun decacorn seperti Tokopedia, Gojek, Traveloka, Bukalapak, Kopi Kenangan, Xendit dan lain sebagainya.
"Start up kita memang banyak tapi beberapa ada juga yang harus gulung tikar. Salah satu faktornya juga bisa dari pendanaan," jelas dia saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (15/12).
Baca Juga: Bisnis Startup Dipandang Masih Menjanjikan, Meski Ada Risiko Sulit Cari Pendanaan
Meski demikian, Heru melihat ada sektor start up yang terlihat masih punya potensi besar untuk berkembang yakni big data analytics, Artificial intelligence (AI), Internet of Things, pertanian dan peternakan hingga sektor kesehatan.
Sebagai tambahan merujuk riset Google, Temasek, dan Bain & Company belum lama ini, nilai GMV e-commerce tercatat sebesar US$ 62 miliar pada 2023 atau tumbuh 7% dibandingkan tahun sebelumnya. Padahal, pertumbuhan GMV e-commerce pada 2022 dibandingkan 2021 mencapai 20%.
Baca Juga: Menkop Teten Melarang E-Commerce Lakukan Strategi Bakar Uang, Ini Tanggapan Industri
Sementara itu, nilai GMV sektor transport & food justru turun 8% pada 2023 menjadi US$ 7 miliar. Pada 2022, sektor tersebut memiliki nilai GMV sebesar US$ 8 miliar atau naik 15% dari tahun 2021.
Kondisi berbeda dialami oleh startup bidang online travel yang mengalami pertumbuhan GMV sebanyak 68% menjadi US$ 6 miliar pada 2023. Pertumbuhan tahunan GMV online travel juga mencapai 69% pada 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News