Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk mengembangkan potensi ekonomi digital di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melaksanakan program Dayamaya.
Program ini mengajak para pelaku Startup e-Commerce, Komunitas, Kelompok masyarakat dan UMKM digital bersinergi mengembangkan potensi serta membuat solusi tepat guna bagi masyarakat di daerah 3T.
Danny Januar Ismawan, Direktur Layanan TI untuk Masyarakat dan Pemerintah Kominfo berharap dengan peran startup, komunitas, dan UMKM yang terlibat bisa mempercepat kemajuan di daerah 3T.
Baca Juga: Hadapi krisis, Jokowi minta lembaga-lembaga di Indonesia buang ego sektoral
“Saat ini sudah ada lima inisiatif, dari 18 yang terpilih pada tahun 2019, yang mulai berproses di masyarakat. Kami yakin dengan peran serta mereka, akan segera terjadi perubahan di daerah 3T menuju ke arah yang lebih baik,” kata Danny dalam keterangan resminya, Jumat (4/12).
Tiga diantaranya telah memberikan kontribusi kepada masyarakat yaitu Atourin, Cakap, dan Jahitin. Atourin merupakan perusahaan teknologi di sektor pariwisata yang menyediakan jasa dan layanan baik secara online maupun offline untuk industri pariwisata Indonesia.
Pada tahun 2019, perusahaan ini menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata di Natuna melalui program Dayamaya.
Reza Permadi Tim Operasional Atourin mengatakan, sudah ada 10 pemandu wisata di Natuna sudah memiliki lisensi pada tahun 2019. Mereka lebih berani melakukan self branding dan mulai memanfaatkan media sosial untuk melakukan promosi. Ia berharap akan ada lebih banyak lagi pemandu wisata yang berlisensi.
Di masa pandemi ini, salah satu program Atourin adalah melakukan pelatihan secara daring bagi pemandu wisata se-Indonesia. Perusahaan ini mengajarkan bagaimana cara membuat tur virtual. Salah satu sektor yang paling terdampak akibat pandemi adalah pariwisata.
Dengan pelatihan ini, diharapkan pemandu wisata dapat memanfaatkan internet untuk menghadirkan layanan virtual tour baik kepada wisatawan dalam negeri maupun mancanegara.
Selaras dengan Atourin, Cakap sebagai platform online pembelajaran bahasa asing mendukung pengembangan daerah wisata dengan meningkatkan kemampuan masyarakat dari sisi penguasaan bahasa, utamanya bahasa Inggris.
Melalui program Dayamaya pada tahun 2019, Cakap telah menyelenggarakan digital assessment di Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menggunakan standarisasi CEFR (The Common European Framework of Reference for Languages).
Baca Juga: Kehadiran bank digital dinilai sangat mendesak