kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Stok pangan dinilai cukup aman selama pandemi


Senin, 29 Juni 2020 / 09:27 WIB
Stok pangan dinilai cukup aman selama pandemi
ILUSTRASI. Petani memanen padi di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Selasa (2/6/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan pada Mei 2020 turun sebesar 1,91 persen menjadi Rp9.827 per kilogram dibandingkan bulan seb


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menghadapi new normal, pemerintah pusat terus mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mengantisipasi gejolak perekonomian. Terutama dalam hal pasokan pangan, agar tetap terjaga dan terjangkau oleh masyarakat.

Akademisi FEB Universitas Indonesia Teguh Dartanto menilai untuk masalah pertanian hingga saat ini Kementerian Pertanian telah menjalankan perannya dengan baik. Misalnya dengan stok pangan yang dipastikan aman hingga Desember 2020 mendatang.

Baca Juga: Kerek ekspor IKM pangan, Kemenperin buka peluang pasar online

"Saya lihat hingga saat ini, untuk sektor pertanian tidak mengalami hambatan. Hanya, peternakan seperti ayam dan telur harganya sempat fluktuatif namun kini mulai membaik," kata dia dalam keterangannya, Senin (29/6).

Teguh menuturkan, permasalahan harga pangan kemungkinan akan terus mengalami perubahan meskipun telah memasuki new normal. Menurut dia, yang perlu dicermati adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertanian maupun peternakan belum bisa bertahan, setelah diterpa dampak Pandemi Covid19. "Memang harga bisa saja turun, tapi tidak senormal seperti sebelum pandemi. Oleh sebab itu, kapasitas produksi harus bisa mengimbangi," tuturnya.

Menurut dia, di sinilah fungsi Kementan dilihat yang bertugas mempertahankan produksi pangan dan menjamin perusahaan- perusahaan yang bergerak di sektor pertanian tidak kolaps, sedangkan Kementerian Perdagangan mengatur alur distribusi sehingga harga tidak terlalu jatuh atau melambung tinggi.

Sehingga informasi produksi harus dijaga dan valid oleh Kementan yang ditindaklanjuti oleh Kemendag sebagai landasan mengambil kebijakan. Sehingga, tidak selalu berujung pada solusi impor. "Dengan data pemetaan yang komprehensif, seharusnya Kemendag tidak akan mengambil keputusan short policy. Yaitu ketika mengalami kekurangan supply, lalu menginginkan harga turun akhirnya mengambil impor," bebernya.

Baca Juga: Cek data Anda, paket bansos tahap 4 DKI Jakarta mulai disalurkan lagi

Selanjutnya, harus ada solusi bagi UMKM dan pengusaha kecil yang berkecimpung dalam sentra produksi pangan lokal. Pasalnya, dari sudut pandang Teguh, insentif yang diberikan belum dimanfaatkan secara optimal.

"Stimulus harus digunakan, secara maksimal. Dengan pendataan yang valid dari Kementan, tentunya bisa menjadi acuan bagi Kemendag dalam penyaluran stimulus tersebut sehingga tepat sasaran," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×