kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.365.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Strategi Harita Nickel (NCKL) Kerek Pendapatan di Tengah Flukutasi Harga Nikel


Jumat, 28 Juni 2024 / 10:09 WIB
Strategi Harita Nickel (NCKL) Kerek Pendapatan di Tengah Flukutasi Harga Nikel
Direktur Utama PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel, Roy Arman Afandy. PT Trimegah Bangun Persada merancang berbagai strategi kerek pendapatan di tengah ketidakstabilan harga nikel global.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel sedang merancang berbagai strategi untuk meningkatkan pendapatan di tengah ketidakstabilan harga nikel global. 

Direktur Utama Harita Nickel, Roy Arman Arfandy, mengungkapkan bahwa penurunan harga nikel global saat ini berdampak pada pendapatan perusahaan-perusahaan nikel, termasuk di Indonesia.

Roy menjelaskan bahwa penurunan harga nikel dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti ketegangan geopolitik, perang di Ukraina dan Rusia, serta konflik di Timur Tengah. "Semua ini mendorong volatilitas harga nikel," ujarnya dalam acara Public Ekspose di Jakarta Selatan, Kamis (27/06).

Baca Juga: BASF dan Eramet Batal Masuk ke Proyek Sonic Bay, Harita Nickel (NCKL) Tertarik?

Selain faktor geopolitik, Roy menambahkan bahwa oversuplai nikel di Indonesia juga berkontribusi pada penurunan harga. "Ini terjadi karena banyak pabrik baru di Indonesia yang mulai beroperasi," katanya.

Meski demikian, Roy optimis bahwa penurunan harga nikel ini tidak akan berlangsung lama. Ia mencatat bahwa sejak Maret 2024, harga nikel mulai menunjukkan tren kenaikan.

"Harga nikel global dalam 3-4 bulan terakhir cukup bagus. Januari-Februari memang rendah, tapi sejak Maret ada tren kenaikan," jelasnya.

 

Untuk memastikan ketersediaan cadangan nikel, Harita Nickel berencana mengakuisisi lahan tambang nikel di sekitar Pulau Obi. "Kami memiliki cadangan sekitar 302 juta ton. Kami ingin smelter kami bisa beroperasi selama 30 hingga 50 tahun, jadi butuh banyak suplai nikel ore," kata Roy.

Namun, Roy belum bisa memberikan target pendapatan pasti untuk tahun ini karena masih bergantung pada harga nikel di pasar global. 

Baca Juga: Menilik Upaya Trimegah Bangun Persada (NCKL) Tambah Cadangan Nikel Baru

"Target pendapatan sulit dipastikan, tapi untuk produksi mixed hydroxide precipitate (MHP) kami targetkan 120.000 ton nikel dari PT Halmahera Persada Lygend (HPL) dan PT Obi Nickel Cobalt (ONC)," ujarnya.

Untuk produksi feronikel, Harita Nickel memiliki kapasitas 120.000 ton dari PT Megah Surya Pertiwi (MSP) dan PT Halmahera Jaya Feronikel (HJF). Selain itu, mereka sedang membangun 4 line di PT Karunia Permai Sentosa (KPS) yang akan mulai beroperasi awal tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×