kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Strategi Indofarma (INAF) di 2020, salah satunya bidik pasar ekspor baru


Rabu, 25 Desember 2019 / 11:57 WIB
Strategi Indofarma (INAF) di 2020, salah satunya bidik pasar ekspor baru
ILUSTRASI. Penjualan Indofarma tumbuh. Suasana di pabrik farmasi PT Indofarma Tbk (INAF) di Cibitung, Jawa Barat (10/4). Saat ini kapasitas produksi berjalan 100 persen meliputi 2,3 milyar tablet serta 250 juta kapsul pertahun. Indofarma akan melakukan investasi seb


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi pelat merah PT Indofarma Tbk (INAF) tengah menyiapkan sejumlah strategi menyongsong industri farmasi yang semakin sengit.

Salah satu yang akan dilakukannya adalah membidik dua negara baru untuk melebarkan sayap bisnisnya di luar negeri.

Direktur Keuangan Indofarma Herry Triyatno menjelaskan saat ini INAF masih dalam tahap penjajakan ke negara seperti Afrika dan Asia Selatan.

"Saat ini masih dalam tahap courtesy dan business meeting setidaknya di 2020 sudah ada realisasi," jelasnya kepada Kontan.co.id beberapa waktu lalu.

Baca Juga: INAF pasang target pendapatan Rp 1,9 triliun pada 2020

Herry menyatakan produk yang akan dipasok ke sana masih belum spesifik. Namun ia sekadar mencontohkan salah satu produk Indofarma yang laku di luar negeri adalah obat batuk hitam. Jadi bisa dibilang, Indofarma akan lebih fokus kepada produk obat fast moving-nya di luar negeri.

Selain melebarkan sayap bisnis ekspornya, Indofarma juga akan merilis produk baru di awal tahun yakni obat onkologi atau kanker.

"Produk pertama nanti yang akan diluncurkan adalah Trastuzumab obat untuk kanker payudara," jelasnya.

Herry mengakui saat ini masih dalam tahap finalisasi. Herry menyatakan obat kanker payudara ini bekerjasama dengan perusahaan multinasional yang juga memproduksi obat di beberapa negara.

Baca Juga: INAF perkuat bisnis alat kesehatan

Selain itu, Indofarma juga bakalan gesit ekspansi di segmen alat kesehatan. Di sepanjang 2019 ini, perusahaan berkode saham INAF ini sudah meneken kontrak kerja sama dengan asosiasi asal Korea Selatan terkait bisnis alat kesehatan.

Adapun di 2020, bisnis alat kesehatan akan semakin gencar distribusinya. Herry menyatakan sejauh ini pasar alat kesehatan masih luas dan potensi pasarnya cukup besar.

Di sisi lain meski kompetitor banyak, tidak berarti marginnya tipis. Herry bilang ada juga beberapa produk alat kesehatan yang marginnya tebal.

Oleh sebabnya, pasar alat kesehatan juga menarik bagi Indofarma yang sejauh ini belum ada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang secara khusus menangani alat kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×