Reporter: Leni Wandira | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kimia Farma Tbk (KAEF) menyatakan optimistis terhadap prospek kinerja pada kuartal III dan IV tahun 2025.
Perseroan menegaskan fokus pada strategi profitabilitas dan efisiensi di setiap lini usaha sebagai upaya mendorong perbaikan kinerja keuangan tahun ini, sejalan dengan strategi transformasi yang telah ditetapkan.
Corporate Secretary KAEF, Ganti Winarno Putro, mengatakan meskipun industri farmasi tengah menghadapi tantangan kompetisi ketat dan dinamika permintaan yang dipengaruhi daya beli masyarakat, perseroan tetap melihat peluang untuk tumbuh.
“KAEF optimis terhadap kinerja pada Q3 dan Q4 di tahun 2025, dimana Perseroan fokus pada strategi profitabilitas dan efisiensi di setiap lini usaha," ujar Ganti kepada Kontan, Rabu (20/8).
Dengan berbagai tantangan tersebut, Perseroan tetap optimis meraih peluang yang ada dan terus berkontribusi memenuhi kebutuhan obat-obatan berkualitas serta layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Kantongi Restu Pemegang Saham, FKS Multi Agro (FISH) Akan Stock Split 1:10
Seiring optimisme itu, KAEF juga memastikan tidak terdampak langsung oleh kebijakan tarif 19% yang diberlakukan Amerika Serikat. Pasalnya, produk-produk perseroan tidak diekspor ke pasar AS.
"Terkait pemberlakukan tarif 19% dari Amerika Serikat, dapat disampaikan bahwa Perseroan tidak terdampak secara langsung terhadap pemberlakukan tarif tersebut. Hal ini disebabkan karena tidak adanya produk Perseroan yang diekspor ke Amerika Serikat," jelasnya.
Berdasarkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), KAEF masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp126,43 miliar pada kuartal I 2025, meski angkanya turun dari rugi Rp141,84 miliar pada periode sama tahun lalu.
Penjualan juga terkoreksi dari Rp2,53 triliun pada kuartal I 2024 menjadi Rp2,16 triliun. Penjualan lokal dari pihak ketiga turun menjadi Rp1,91 triliun, sementara penjualan ke pihak berelasi berkurang menjadi Rp228,97 miliar. Namun, penjualan luar negeri justru meningkat, khususnya dari produk garam kina dan essential oil yang naik menjadi Rp26,25 miliar.
Untuk memperkuat fundamental bisnis, KAEF menjalankan transformasi menyeluruh yang mencakup enam pilar utama: ketahanan modal kerja, penguatan kompetensi SDM, digitalisasi proses bisnis, efisiensi operasional, penguatan tata kelola perusahaan (GCG), serta sinergi antar entitas dalam grup.
“Transformasi ini merupakan wujud komitmen KAEF untuk menjadi perusahaan yang lebih lincah, adaptif, dan kompetitif,” kata Ganti.
Pada segmen ritel farmasi, KAEF menekankan digitalisasi proses bisnis dan peningkatan produktivitas gerai apotek yang sudah ada, alih-alih ekspansi agresif. Di sisi lain, pengembangan produk baru terus dijalankan dengan memperhatikan perkembangan tren kesehatan domestik maupun global.
"Pada tahun 2025, fokus utama Perseroan adalah penguatan fundamental yang mencakup enam pilar sebagaimana di atas. Pada segmen ritel farmasi, Perseroan lebih berfokus pada digitalisasi proses bisnis dan peningkatan produktivitas gerai apotek yang sudah ada untuk mendukung performa," pungkasnya.
Baca Juga: Total Bangun Persada (TOTL) Kantongi Kontrak Baru Rp 2,55 Triliun per Juli 2025
Selanjutnya: Pefindo Siapkan Layanan Pemeringkatan Reksadana dan Manajer Investasi
Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (22/8), Provinsi Ini Siaga Waspada Hujan Lebat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News