Reporter: Leni Wandira | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Saraswati Anugerah Makmur Tbk (SAMF) menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 7,17% pada tahun 2025. Perseroan optimis mampu mencapai target tersebut seiring dengan meningkatnya kebutuhan pupuk NPK non-subsidi di dalam negeri yang masih belum sepenuhnya terpenuhi.
CEO SAMF, Yahya Taufik, mengungkapkan bahwa target penjualan tahun depan dipatok sebesar Rp5,141 triliun, naik dari estimasi penjualan tahun 2024 sebesar Rp4,797 triliun.
“Kami melihat adanya gap cukup besar antara potensi kebutuhan NPK non-subsidi dengan tingkat penggunaannya saat ini. Ini menjadi peluang besar bagi kami untuk terus mendorong pertumbuhan penjualan,” ujar Yahya kepada KONTAN, Kamis (10/4).
Untuk mendukung target tersebut, Emiten produksi dan distribusi membidik produksi pupuk sebesar 800.000 ton pada tahun 2025.
Sementara itu, kebutuhan pupuk NPK non-subsidi nasional diperkirakan mencapai 21 juta ton. Namun, kapasitas produksi dari seluruh produsen pupuk, baik swasta maupun BUMN, baru sekitar 9,7 juta ton atau hanya 44% dari total kebutuhan.
Baca Juga: Saraswanti Anugerah Makmur (SAMF) Bidik Produksi Pupuk NPK 900.000 Ton pada 2025
Di tengah dinamika global, termasuk potensi banjir impor pupuk dari Vietnam akibat tingginya tarif ekspor pupuk dari Amerika Serikat, SAMF menyiapkan sejumlah strategi antisipatif.
“Pertama, kami akan melakukan diversifikasi sumber impor pupuk dari negara-negara dengan harga dan kualitas yang kompetitif. Selain itu, kami juga terus meningkatkan kapasitas produksi untuk mengurangi ketergantungan pada impor,” jelas Yahya.
Perseroan juga memperkuat negosiasi dengan pemasok utama guna memperoleh harga yang lebih kompetitif serta skema pembayaran yang lebih menguntungkan. Tidak hanya itu, kerja sama strategis dengan negara lain juga tengah dijajaki untuk memastikan kelangsungan pasokan bahan baku.
“Kami juga akan terus memperkuat strategi penjualan untuk meningkatkan volume distribusi pupuk di pasar domestik,” tambahnya.
Lebih lanjut, Yahya menegaskan bahwa SAMF akan tetap bersikap ekspansif pada 2025. Strategi ini ditopang oleh proyeksi peningkatan permintaan dan rencana penambahan kapasitas produksi.
Yahya juga menjelaskan bahwa perseroan mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure sebesar Rp 287 miliar pada tahun ini. Namun sayang, dirinya belum dapat membeberkan rencana detail alokasi capex 2025.
“Untuk pendanaan, kami masih akan melanjutkan penggunaan belanja modal (Capex) tahun 2024 sebesar Rp287 miliar,” pungkasnya.
Baca Juga: Saraswanti Anugerah (SAMF) Resmi Stock Split, Harga Barunya Rp 450 per Saham
Selanjutnya: Kemnaker Siapkan Pembentukan Satgas PHK
Menarik Dibaca: Bunga Deposito Hana Bank di Bulan April 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News