kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Subsidi listrik diproyeksi membengkak menjadi Rp 59,99 triliun di akhir tahun


Kamis, 19 Juli 2018 / 19:22 WIB
Subsidi listrik diproyeksi membengkak menjadi Rp 59,99 triliun di akhir tahun
ILUSTRASI. Petugas melakukan pengecekan meteran listrik


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memproyeksikan subsidi listrik hingga akhir tahun akan membengkak melabihi anggaran yang sudah ditargetkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2018.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Igansius Jonan menyatakan, hingga Juni ini realisasi penyaluran subsidi listrik telah mencapai Rp 25,01 triliun. Dalam proyeksinya, hingga akhir tahun subsidi yang diberikan membengkak menjadi Rp 59,99 triliun.

"Sementara kebutuhan subsidi listrik APBN 2018 Rp 52,66 triliun, namun alokasi subsidi listrik APBN 2018 sebenarnya sebesar Rp 47,66 triliun (carry over di tahun berikutnya Rp 5 triliun)," kata Jonan di sela rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta (19/7).

Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Andy Noorsaman Sommeng menjelaskan, penambahan subsidi listrik memang berpotensi terjadi lantaran perubahan parameter seperti kurs dan Indonesia Crude Price (ICP).

Dalam APBN 2018, ICP dipatok US$ 48 per barel sementara realisasi hingga juni rata-rata ICP mencapai US$ 66,55 per barel. Hingga akhir tahun proyeksi ICP diperkirakan sebesar US$ 65 per barel. "ICP naik kan, jadi kan sedangkan harga (tarif listrik) tidak naik, makanya subsidi harus naik," katanya, Kamis (19/7).

Selain itu jumlah pelanggan atau konsumen listrik juga mengalami peningkatan sekitar 4%-5%. "Jumlah pelanggan naik 4%-5%. 450 VA dan 900 VA yang ada di TNP2K. Plus 450 yang di 3T kan," papar Andy.

Selain Peningkatan jumlah pelanggan, konsumsi listrik juga masih cukup stabil. Data yang masuk hingga Juni ini konsumsi listrik sudah mencapai 112 TwH. Jumlah ini diyakini akan terus bertambah hingga akhir tahun bahkan bisa lampaui realisasi tahun lalu. "Itu per Juni 112 TwH. sedangkan 2017, 221 TwH Ya diatas 225 TwH (akhir tahun) 1 tera bedanya besar," ujarnya.

Tahun depan, Kementerian ESDM mengajukan subsidi lebih besar dari anggaran pada tahun ini. Tahun depan dana subsidi untuk listrik dengan asumsi kurs Rp 13.000 per dollar Amerika Serikat (AS), dan ICP US$ 60 per barel serta inflasi 3,5% maka subsidi Rp 53,96 triliun. 

Sementara jika asumsi nilai tukar rupiah berada di angka Rp 14.000 per dollar AS dan ICP US$ 70 per barel dengan tingkat inflasi 3,5% maka dana yang dibutuhkan sebesar Rp 58,9 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×