kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,22   4,89   0.54%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sudah 2 pekan kebocoran gas dan tumpahan minyak Pertamina di blok ONWJ belum teratasi


Kamis, 25 Juli 2019 / 21:52 WIB
Sudah 2 pekan kebocoran gas dan tumpahan minyak Pertamina di blok ONWJ belum teratasi


Reporter: Kenia Intan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sudah dua pekan, (sejak 12/7/2019) kebocoran gas dan tumpahan minyak di sekitar anjungan lepas pantai YYA, Blok migas Offshore North West Java (ONWJ) milik PT Pertamina Hulu Energi (PHE) belum juga mampu diatasi. 

Direktur Hulu PT Pertamina (Persero), Dharmawan H Samsu menyampaikan, saat ini pihaknya masih melakukan investigasi yang menyeluruh dan mendalam terkait dengan penyebab kejadian itu. 

Baca Juga: Enggan bicara kerugian, Pertamina fokuskan penanganan di Blok ONWJ

Tapi menurut indikasikasinya, kebocoran terjadi akibat anomali tekanan pada saat pengeboran sumur YYA-1, yang hasilnya muncul gelombang gas dan tumpahan minyak.

"Dampaknya, terjadi pergeseran pondasi anjungan," kata Dharmawan dalam acara konferensi pers di Kantor Pusat Pertamina, Kamis (25/7).

Baca Juga: Ada gelembung gas Blok ONWJ, pemerintah fokuskan pengamanan sekitar lokasi

Atas kejadian itu, sekarang, Pertamina tengah mengambil langkah dengan membuat rilief weel di dekat sumur YYA-1. Caranya, sumur itu akan digunakan untuk menginjeksikan semen ke sumur YYA-1 yang nantinya akan menghentikan kebocoran.

Adapun rilief weel akan dibuat dengan menggunakan Rig Suhana. "Akan datang Sabtu ini," ungkapnya. Dus, Pertamina bekerjasama dengan Boots and Coots, perusahaan asal Amerika Serikat (AS) yang diklaim memiliki pengalaman dalam menangani kasus serupa.   

Baca Juga: Lifting migas semester I-2019 hanya mencapai 90% dari target yang di tetapkan APBN

Jika tak ada aral melintang, langkah yang dilakukan Pertamina diharapkan bisa menghentikan kebocoran gas dan minyak dalam jangka waktu delapan hingga 10 minggu sejak pernyataan kondisi darurat atau 15 Juli 2019.

Produksi dari struktur YYA 1 ditargetkan mencapai 23 juta kaki kubik gas per hari dan 3000 barel minyak per hari (BPH). Adapun proyek YYA ini memiliki total tiga sumur. Di mana, dua sumur lainnya masih belum dibuka (isolated).

Baca Juga: PHE: Pabrikasi anjungan untuk pengembangan Lapangan YY Blok ONWJ sudah 90%

Dengan adanya kejadian ini, produksi migas Pertamina menjadi terdampak. Nah, untuk menutupi kekurangan, kata Dharmawan, perseroan tengah melakukan optimalisasi di anak perusahaan lainnya.

Bagaimana Kronologinya? Halaman Selanjutnya




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×