kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Suku bunga turun, pengembang indikasikan industri properti membaik


Jumat, 19 Juli 2019 / 16:10 WIB
Suku bunga turun, pengembang indikasikan industri properti membaik


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pudjiadi and Sons Tbk (PNSE) menilai keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin di level 5,75% merupakan langkah positif untuk meringankan jalan industri properti dalam dua sampai tiga bulan ke depan.

"Pemangkasan ini akan membawa dampak positif sebab biaya bunga akan ikut menurun. Biasanya pengaruhnya terasa pada 2-3 bulan ke depan," ujar Ariyo Tejo, Direktur PNSE kepada Kontan, Jumat (19/7).

Sebagai pelaku bisnis hotel, Ariyo menyebut tingkat bunga pinjaman saat ini tidak boleh lebih dari 12%. Hal ini, menurutnya, mencegah tingkat persaingan intens dalam industri perhotelan.

Sebagai informasi, saat ini PNSE sudah menjalani sekitar 85% - 90% proses renovasi terhadap tiga hotel yang terkena dampak bencana alam pada 2018 lalu. Ketiga hotel tersebut adalah The Jayakarta Lombok dan The Jayakarta Flores yang terkena gempa bumi. Serta The Jayakarta Anyer yang terkena Tsunami Laut Sunda.

Pihaknya juga masih memasuki tahapan memperoleh perizinan untuk membangun J Hotel Cikarang pada semester II 2019 ini. "Dengan capex sebesar Rp 16 miliar, kami fokus juga untuk merenovasi Hotel Jayakarta Bali, berupa perbaikan fasilitas kamar. Lalu Hotel Jayakarta Jakarta berupa penambahan fasilitas parkir yang disewa oleh Imperial Chef," katanya.

Ariyo melanjutkan, selain pemangkasan suku bunga acuan, pertimbangan lain yang tak kalah penting mempengaruhi kelancaran bisnis properti adalah tingkat inflasi, perpajakan, gearing ratio, kepastian hukum, keamanan, dan kepastian pasar. "Dengan demikian, tentu harus mengajukan revisi suku bunga secepatnya ke kreditur," lanjut Ariyo.

Senada, Presiden Direktur PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) menilai suku bunga acuan tidak menjadi faktor satu satunya untuk menjadi katalis positif bisnis properti dan konstruksi. "Jika suku bunga properti, pinjaman, dan KPA menurun, maka perekonomian akan makin oke," ujarnya kepada Kontan, Jumat (18/7).

Dirinya juga berpendapat, pemangkasan suku bunga acuan di level 5,75% merupakan indikasi baik untuk memperbaiki perekonomian, sebab permodalan akan menjadi lebih murah.

"Tak hanya itu, jika suku bunga simpanan bank ikut menurun, maka masyarakat terdorong untuk mengembangkan uangnya, tidak disimpan begitu saja. Bisa melalui bisnis atau investasi," lanjut Stefanus.

Dirinya menegaskan, nilai pemangkasan saat ini sudah cukup ideal, sebab jika penurunan terjadi lebih jauh dinilai tidak baik juga. Merunut beberapa faktor lain yang memudahkan bisnis, Stefanus juga belum bisa memastikan kapan pihaknya akan merasakan efek positif pemangkasan suku bunga.

"Ada banyak unsur lain, seperti kondisi suku bunga pinjaman, properti, KPA, dan bank. Saya belum tahu kapan pengaruhnya dirasakan, namun sebagai langkah awal, kebijakan BI ini positif," pungkasnya.

Saat ini PWON sendiri masih menjalani proses mendapatkan perizinan dari pemerintah daerah untuk pembangunan kawasan superblok seluas 3,6 ha di Bekasi Barat. Stefanus berharap, proyek senilai Rp 2 triliun ini akan mulai konstruksi pada akhir 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×