Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
Dengan demikian, metrik kredit Saka akan tetap lemah selama 12-18 bulan ke depan. Arus kas ditahan dan disesuaikan/utang pada 8% -10% dan
EBITDA/bunga disesuaikan sekitar 4x-5x. Ini dengan proyeksi, Saka membayar kewajiban pajak penuh pada tahun 2020 menggunakan kas internal karena jalan hukum terus berjalan. Dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) akan mengamankan pinjaman jatuh tempo pada Januari 2021.
Batas harga gas di Indonesia US$ 6 per million british thermal units tidak akan material dan mempengaruhi pendapatan dan arus kas Saka. Moody's berharap Saka akan menerima kompensasi dari pemerintah untuk kekurangan meskipun ada ketidakpastian regulasi pada mekanisme dan proses penggantian.
Baca Juga: Saka Energi tinggal tunggu kontrak untuk kembali alirkan gas dari Kepodang
Perubahan pandangan dan peringkat atas Saka Energi ini mencerminkan bagaimana kepentingan PGN cukup penting. "Penurunan peringkat mencerminkan pandangan kami bahwa Saka memiliki kepentingan strategis bagi induk usahanya yakni PGN cukup besar," kata Vikas, pimpinan analis Moody untuk Saka.
Sejak Februari 2020, PGN merestrukturisasi dan merampingkan anak perusahaan yang fokus pada midstream dan hilir.
Sebelumnya, operasi hulu Saka Energi berfungsi sebagai sumber bahan baku untuk mengamankan pasokan pipa gas PGN. Sejak reorganisasi pada tahun 2018, kepentingan strategi PGAS di Saka menjadi berkurang. Ini terjadi karena pemerintah Indonesia mengalihkan kepemilikan saham PGAS ke Pertamina. Sementara produksi gas Pertamina sangat luas dan bisa memenuhi bahan baku pipa gas PGAS. Sehingga menggusur Saka yang juga biasa memasok gas ke PGN.
Baca Juga: Gabung dengan Holding Migas, PGN Bersiap Melepas Anak Usaha
Meski begitu Moody's menilai, Saka masih didukung induk usaha yang kuat jika default. PGN juga masih terlibat dalam keuangan dan manajemen operasi Saka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News