Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mengincar perolehan marketing sales atau pra penjualan sebesar Rp 5 triliun di sepanjang 2025. Target tersebut meningkat sekitar 15% dibandingkan raihan marketing sales di tahun lalu yang sebesar Rp 4,36 triliun.
Direktur Summarecon Agung Lydia Tjio mengatakan, pihaknya optimistis outlook industri properti di tahun ini masih tetap kuat dan terus bertumbuh.
Namun, ada beberapa tantangan ekonomi yang perlu diwaspadai. Salah satunya adalah terpilihnya Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) yang dikhawatirkan akan mengubah kebijakan AS yang mengarah pada kebijakan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed).
“Ini dapat berdampak pada kebijakan Bank Indonesia, seperti suku bunga, tingkat inflasi, daya beli masyarakat yang tentu saja mempengaruhi sektor properti,” tambahnya,” ungkap Lydia, kepada KONTAN, Rabu (22/1).
Baca Juga: Summarecon Agung (SMRA) Beli 2,85 Juta Saham dan Ambil Alih Duta Wahana Asri
Menurut Lydia, salah satu faktor yang dapat memacu kinerja SMRA tahun ini adalah perpanjangan pemberlakuan PPNDTP pembelian rumah. Seperti di tahun lalu, pihaknya berharap insentif tersebut dapat berdampak positif untuk bisnis SMRA di 2025.
SMRA sendiri berhasil menjual produk-produk PPNDTP senilai Rp 1,8 triliun pada tahun 2024. Angka ini mencapai 41% dari total marketing sales SMRA di sepanjang tahun lalu yang mencapai Rp 4,36 triliun.
“Untuk dampak bisnis di awal tahun ini diharapkan juga demikian,” tambahnya.
Untuk tahun ini, SMRA menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 2 triliun. Dana capex tersebut akan digunakan untuk mengakuisisi lahan di existing area yang dimiliki SMRA dan juga untuk pembangunan pusat perbalanjaan dan hotel.
Melansir laporan keuangan, SMRA berhasil mengantongi pendapatan neto sebesar Rp 7,54 triliun di akhir September 2024, atau naik 48,85% YoY.
Secara rinci, pendapatan tersebut mayoritas berasal dari segmen pengembangan properti yang menyumbang Rp 5,23 triliun per kuartal III-2024. Sementara segmen properti investasi menyumbang Rp 1,59 triliun dan segmen lain-lain Rp 706,76 miliar.
Untuk laba bersih, SMRA mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 933,70. Angka ini naik 42,98% yoy dari Rp 635,02 miliar di periode sama tahun sebelumnya.
Selanjutnya: Begini Respons Mitsubishi Fuso Soal Banjir Truk Impor China di Indonesia
Menarik Dibaca: Cara Menurunkan Gula Darah dengan Cepat saat Darurat di Rumah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News