kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Summarecon Bogor diluncurkan awal Oktober 2020 dengan tiga cluster sekaligus


Rabu, 23 September 2020 / 16:17 WIB
Summarecon Bogor diluncurkan awal Oktober 2020 dengan tiga cluster sekaligus
ILUSTRASI. Summarecon. KONTAN/Baihaki/08/05/2018


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) berencana meluncurkan proyek hunian skala kota mandiri di Bogor, Jawa Barat pada kuartal IV-2020 yang rencananya akan diluncurkan pada 3 Oktober 2020 mendatang.

Direktur PT Summarecon Agung Tbk Sharif Benyamin mengatakan, Summarecon Bogor merupakan proyek hunian terbaru dengan konsep kota mandiri. Summarecon Bogor rencananya akan diluncurkan pada 3 Oktober 2020 mendatang.

Namun pihaknya membuka pendaftaran pada 23 September hingga 17 Oktober 2020 mendatang. Saat grand launching nanti, Summarecon Bogor langsung memasarkan tiga cluster sekaligus yaitu Cluster Mahogany Residence, Cluster Mahogany Island dan The Agathis Golf Residence.

"The Mahogany Residence ditawarkan mulai dari harga Rp 1,3 miliar, The Mahogany Island mulai Rp 1,4 miliar, dan The Agathis Golf Residence yang berbatasan langsung dengan lapangan golf mulai dari Rp 2,9 miliar," ujar Sharif, Rabu (23/9).

Menurutnya, harga yang ditawarkan ini merupakan harga perdana yang biasanya cepat meroket dalam beberapa tahun ke depan. Namun Ia enggan buka-bukaan mengenai berapa nilai investasi dari proyek ini.

Baca Juga: Pemerintah Menggadang Rencana Libur Bayar Cicilan KPR, Saham Emiten Properti Terkerek

Summarecon Bogor rencananya akan dibangun di lahan seluas 500 hektar di Sukaraja, Bogor, Jawa Barat. Seperti proyek Summarecon lainnya di Kelapa Gading, Serpong, dan Bekasi, proyek baru ini juga dirancang sebagai kota mandiri. Summarecon Bogor ini berimpitan dengan Kota Bogor dan hanya dipisahkan jalan tol. Nanti akan di bangun underpass dan flyover untuk bisa terhubung ke Kota Bogor.

Sharif memaparkan, dekat dengan Kota Bogor menjadi keuntungan tersendiri bagi proyek ini karena bisa lebih mudah dikembangkan menjadi kota yang hidup seperti di Serpong dan Bekasi. Sebagai kota mandiri, Summarecon Bogor akan dilengkapi fasilitas-fasilitas yang menunjang kebutuhan penghuninya seperti sekolah, pasar, mal, club house, hotel hingga lapangan golf.

Selain lokasi strategis dan fasilitas lengkap, Summarecon Bogor memiliki akses yang mudah dijangkau. Proyek ini nanti akan diakses melalui jalan Tol Jagorawi exit Pintu Tol Bogor Selatan yang saat ini sedang dalam konstruksi. Proyek Summarecon Bogor juga hanya dua kilometer dari gerbang tol Bogor Selatan.

"Satu lagi yang menjadi nilai tambah proyek ini adalah keindahan alam Bogor yang sejuk, asri tenang dan tentram. Pemandangannya masih asli/natural karena dikelilingi view empat gunung yaitu Gunung Gede, Gunung Pangrango,Gunung Salak dan Gunung Pancar," ungkap Sharif.

Sementara itu, realisasi pendapatan pra-penjualan (marketing sales) PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) sejak awal tahun hingga akhir Agustus 2020 tercatat sebesar Rp 1,7 triliun atau sebesar 68% dari target tahun ini. SMRA menargetkan marketing sales tahun ini sebesar Rp 2,5 triliun.

Target tersebut telah dipangkas dari target yang semula Rp 4,5 triliun. Pemangkasan target tersebut disebabkan kondisi pandemi Covid-19 yang membuat daya beli konsumen melemah. Tekanan ekonomi ini diperkirakan berlanjut dan tentu berpengaruh signifikan pada penjualan properti.

"Pencapaian ini paling banyak disumbang dari segmen rumah dengan kisaran harga Rp 1 miliar-Rp 2 miliar per unit. Capaian marketing sales tersebut bakal disumbang oleh proyek rumah sebesar 60%, ruko 17%, apartemen 16%, dan kantor 7%," katanya.

Dia mengatakan, peningkatan marketing sales tersebut diproyeksikan berlanjut hingga akhir tahun ini, seiring dengan rencana perseroan untuk meluncurkan sejumlah proyek properti dengan harga jual di bawah Rp 1,5 miliar.

Baca Juga: Dana PEN bisa dimanfaatkan untuk KPR, bagaimana prospek emiten konstruksi?

Namun demikian, Summarecon melakukan sejumlah strategi untuk tetap bisa mencapai target yang telah dipangkas. Manajemen SMRA telah melihat bahwa kondisi pasar mulai meningkat secara bertahap. Untuk mencapai target sampai dengan akhir tahun ini SMRA masih akan melaksanakan beberapa peluncuran produk baru.

Saat ini, perusahaan mengutamakan penjualan produk yang sesuai dengan kemampuan konsumen dan mengupayakan metode pembayaran yang lebih mudah. Selain itu, perusahaan meningkatkan pemanfaatan teknologi digital, secara virtual dan memanfaatkan visualisasi lokasi properti dengan teknologi digital.

“Yang paling penting pricing dan cara bayar yang harus kita sesuaikan dengan kemampuan daya beli dan tetap menjaga kepercayaan serta kualitas produk yang tidak pernah berubah,” ujarnya.

Selanjutnya: Cermati rekomendasi saham emiten properti saat PSBB Jakarta diterapkan lagi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×