kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Summarecon (SMRA) yakin pasar properti rebound tahun 2019, ini alasannya


Jumat, 23 November 2018 / 15:30 WIB
Summarecon (SMRA) yakin pasar properti rebound tahun 2019, ini alasannya
ILUSTRASI. Pameran properti Summarecon Agung


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) optimistis tahun depan bisnis properti akan lebih baik dari tahun ini. Walaupun suku bunga terus meningkat, namun kebijakan maupun insentif yang dilakukan pemerintah untuk sektor properti diperkirakan akan semakin menggairahkan pasar.

Adrianto P Adhi, Presiden Direktur SMRA mengatakan, prospek perbaikan pasar properti sudah mulai terlihat dari dua bulan terakhir dimana penjualan harian perusahaan mengalami peningkatan dan peluncuran produk-produk yang dilakukan langsung diserap pasar dengan cepat.

Menurutnya, kebijakan yang dilakukan mulai dari pelonggaran aturan kredit properti (LTV), kemudahan perizinan dan pelonggaran pajak akan menjadi pendorong bagi pertumbuhan bisnis properti ke depan. "Saya yakin kuartal I 2019 akan lebih baik dari kuartal IV 2018. Apalagi setelah Pilpres berakhir, pasar properti akan rebound," kata Adrie di Jakarta, Kamis (23/11).

Adrie bilang, adalanya pelonggaran aturan loan to value (LTV) yang tidak mengatur ketentuan uang muka untuk rumah pertama akan membuat pengembang lebih mudah membuat program-program yang akan membantu masyarakat mendapatkan hunian.

Sementara terkait kenaikan suku bunga, Adrie melihat memang bisa berdampak pada daya beli masyarakat. Namun, dia menilai kebijakan Bank Indonesia (BI) mengerek suku bunga acuan adalah langkah yang tepat ditengah kondisi yang ada saat ini.

Adri meyakini perbankan tidak akan mengerek suku bunga langsung signifikan karena harus tetap memperhatikan kelangsungan bisnisnya. Bank-bank menurut perkiraannya akan tetap merespon kenaikan bunga acuan dengan hati-hati.

Seperti diketahui BI telah menaikan BI 7-days Repo Rate baru-baru ini ke level 6%. Sepanjang tahun ini, suku bunga acuan tersebut telah naik empat kali. Perbankan biasanya cepat merespon kenaikan bunga acuan dengan langsung mengerek bunga kredit termasuk kredit kepemilikan properti.

Tahun ini, SMRA masih mempertahankan target marketing sales-nya Rp 4 triliun. Padahal, capaian hingga akhir Oktober baru Rp 2,4 triliun atau 60% dari target.

Perusahaan bertahan pada karena melihat perkembangan dari dua bulan terakhir dimana penjualan harian mereka mengalami peningkatan. Di tambah lagi, SMRA juga masih akan meluncurkan proyek-proyek baru di sisa akhir tahun ini.

Di tengah pasar yang secara keseluruhan masih lesu, SMRA memutuskan akan meluncurkan proyek pengembangan kota terpadu baru di Makassar akhir November 2018 ini. Proyek bertajuk Summarecon Mutiara Makassar itu akan dibangun di lahan seluas 400 ha. Tahap pertama akan dikembangkan dua klaster hunian yang akan dibanderol mulai harga Rp 800 jutaan- Rp 2,2 miliaran.

Selain meluncurkan proyek kota terpadu baru dan yang pertama di luar Jakarta dan sekitarnya itu, Summarecon Agung juga akan meluncurkan klaster hunian baru di Bekasi pada Desember 2018 mendatang dengan harga mulai Rp 910 jutaan per unitnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×