kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.966.000   6.000   0,31%
  • USD/IDR 16.811   79,00   0,47%
  • IDX 6.747   23,86   0,35%
  • KOMPAS100 973   4,71   0,49%
  • LQ45 756   1,94   0,26%
  • ISSI 214   1,53   0,72%
  • IDX30 392   0,58   0,15%
  • IDXHIDIV20 469   -1,18   -0,25%
  • IDX80 110   0,56   0,51%
  • IDXV30 115   -0,19   -0,17%
  • IDXQ30 128   -0,04   -0,03%

Super Indo ingin menambah 10 gerai tahun depan


Rabu, 12 November 2014 / 07:00 WIB
Super Indo ingin menambah 10 gerai tahun depan
ILUSTRASI. BI akan memasang strategi untuk memperkuat stabilitas rupiah untuk mengantisipasi efek plafon utang AS.


Reporter: Namira Daufina | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

JAKARTA. Perusahaan ritel  pengelola jaringan supermarket Super Indo, PT Lion Super Indo, akan menambah gerai tahun depan demi melebarkan jangkauan pasar. Peritel yang sahamnya dimiliki Salim Group dan Delhaize Group asal Belgia dengan komposisi sama besar itu, mematok tambahan 10  unit di tahun 2015. 

Pilihan lokasi Super Indo masih di Pulau Jawa. Peritel itu merogoh biaya investasi sekitar Rp 3 miliar-Rp 5 miliar per gerai dengan luas 1.200 meter persegi (m²).

Target penambahan gerai tahun 2015 itu masih lebih besar daripada target tahun ini. Hingga akhir 2014, Super Indo akan memiliki 124 gerai. Tiga gerai anyar terakhir yang akan buka akhir tahun ini berada di Mojokerto, Jombang dan Semarang. Jumlah gerai 2014 itu hanya terpaut delapan gerai dari total gerai tahun 2013 yakni 116 gerai.

Sebagai gambaran, dari total 124 gerai yang beroperasi tahun ini, sekitar 60 gerai berlokasi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Sisanya, tersebar di  kota-kota lain di Jawa. 

Hanya satu gerai yang berada di Luar Jawa, yakni di Palembang Sumatra Selatan. Gerai di Palembang itu pun hadir sebagai buntut akuisisi Super Indo terhadap supermarket Gelael. 

D. Yuvlinda Susanta, Department Head of Corporate Communication & Sustainability Lion Super Indo, menyatakan, fokus lokasi perusahaannya memang Jabodetabek dan Jawa. Sebab, Super Indo memposisikan diri sebagai supermarket yang menjual produk segar dan kering dengan komposisi 50:50. 

Masalahnya, untuk memenuhi rak produk segar itu, Super Indo tak bisa lepas dari sokongan pemasok petani lokal. "Jadi rencana untuk menambah gerai di luar Jabodetabek dan Jawa ada, tapi sejauh ini masih mencari mitra pemasok produk segar sesuai kualitas kami," jelas Yuvlinda saat berkunjung ke Kantor KONTAN, Senin (10/11).

Selain untuk memenuhi pasokan produk segar, alasan Super Indo menggandeng petani lokal sebagai pemasok adalah demi mendapatkan harga jual miring. Peritel yang menyasar kelas menengah itu mengakui persaingan harga jual adalah tantangan besar pada bisnis ritel di tanah air.  Catatan peritel itu, rata-rata berbelanja per pembeli di gerainya saat ini adalah Rp 200.000 per minggu.

Alhasil, Super Indo memilih menggandeng sejumlah kelompok tani di sekitar lokasi setiap gerai. Untuk gerai di Jabodetabek, Super Indo juga memanfaatkan pusat distribusi di Cikarang, Jawa Barat.

Saat ini, rak Super Indo berisi lebih dari 8.000 unit produk. Sebanyak 90% adalah produk lokal dan 10% impor. 

Sama seperti peritel lain, Super Indo juga memiliki produk sendiri alias private label. Produk private label bernama 365 di supermarket itu baru memenuhi 10% dari total unit produk yang dijajakan.

Sekadar informasi, Super Indo berdiri sejak 1997 dan sudah tersebar di 17 kota. Sementara Delhaize Group merupakan perusahaan jaringan ritel yang sudah tersebar tujuh negara, meliputi Belgia, Luksemburg, Serbia, Rumania, Yunani, Amerika Serikat dan Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×